Intisari-Online.com -Pasar mobil Indonesia kembali disemarakkan oleh mobil baru dengan keluarnya Suzuki Ertiga. Mengambil segmen low MPV atau mobil penumpang multifungsi kelas bawah, Ertiga akan bertarung dengan jenis-jenis yang sudah ada seperti duet Avanza-Xenia atau Nissan Grand Livina. Dengan harga yang bersaing namun memiliki beberapa kelebihan yang tak dimiliki rivalnya, kemungkinan Ertiga menjadi kendaraan yang populer sangat terbuka.
Sedikit catatan soal nama. Ertiga adalah nama yang diusulkan dari Suzuki Indonesia dan disetujui oleh Maruti Suzuki India yang menjadi basis mobil ini. Aslinya adalah RIII, yang diartikan sebagai row 3, tiga baris. Nama Ertiga diterima karena mudah pengucapannya.
Apa saja yang ditawarkan oleh Ertiga? “Ertiga berani mengklaim sebagai kendaraan tujuh tempat duduk,” kata Endro Nugroho, direktur pemasaran PT Suzuki Indomobil Service. Jadi bangku ke-3 memang dirancang sebagai tempat duduk, dan bukan dipaksakan. Sementara lebar bagian dalam juga cukup nyaman untuk diduduki tiga orang dewasa (bangku kedua). Ada produsen mobil yang mengklaim tujuh penumpang namun tidak nyaman untuk diduduki oleh tiga orang.
Kapasitas tujuh penumpang memang menjadi dambaan mereka yang baru ingin memiliki mobil pertamanya. Dengan mobil itu sebuah keluarga muda bisa membawa seluruh anggota keluarga untuk berwisata misalnya.
Keamanan lengkap
Karena diposisikan sebagai mobil keluarga, maka Suzuki fokus pada sisi keselamatan. Di setiap kursi dilengkapi dengan sabuk keselamatan tiga titik, kecuali penumpang tengah di kursi baris kedua. Sabuk ini pada bagian bahu bisa diatur sehingga tidak menjerat leher. Kelengkapan lain adalah dua kantung udara SRS atau Supplemental Restraint System pada baris depan.
Jika dua alat pengaman itu bisa dijumpai pada mobil “sebayanya”, maka Suzuki memberi pembedanya: side impact beam. Ini adalah palang baja yang dipasang di setiap pintu samping mobil untuk melindungi penumpang dari tabrak samping atau benturan. Adanya palang ini tentu membuat kita jadi merasa aman saat membawa kendaraan.
Bagi yang memiliki anak kecil dan menaruhnya di baris kedua, Ertiga memberi feature child lock. Fasilitas ini membuat pintu samping tidak bisa dibuka dari dalam. Otomatis anak-anak yang suka mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya bisa celaka jika tidak ada feature ini. Saat kita lupa mengunci pintu dan anak menarik tuas pembuka, pintu akan terbuka. Jika hal ini terjadi pada saat melaju tentu bisa berakibat fatal.
Berkaitan dengan melaju kencang ini, ada bahaya yang mengancam saat kendaraan direm. Misalnya ada alangan di depan yang muncul tiba-tiba. Pada mobil konvensional saat mengerem mendadak kita cenderung tidak bisa menguasai laju kendaraan. Alhasil, meski sudah mengerem kendaraan kemungkinan besar menabrak karena roda terkunci. Untuk mengatasi, mobil-mobil terkini dilengkapi dengan sistem pengereman yang tidak mengunci (antilock brake system, ABS). Dengan sistem ini, mobil tetap bisa dikendalikan meski sedang direm. Nah, Ertiga sudah mengadopsi sistem ini.
Faktor keamanan yang sepertinya remeh temeh adalah tombol pengatur audio di setir (pada tipe GX). Adanya tombol ini membuat konsentrasi pengemudi tidak terganggu saat ingin mengganti gelombang radio atau lagu. Meski terlihat sepele, hal ini bisa berakibat fatal pada kecepatan tinggi. Soalnya jika kendaraan melaju pada kecepatan 60 km/jam, ketika kita lengah satu detik saja, berarti mobil melaju tanpa pengawasan kita sejauh sekitar 16 m.
Dari sisi keamanan si mobil, Ertiga dibekali dengan alarm dan engine immobilizer. Keduanya akan menjaga mobil dari pencurian. Alarm akan menyalak jika mobil “digerayangi” pencuri. Engine immobilizer membuat mesin tidak akan hidup jika menggunakan kunci duplikat.
Ruang barang basah
Tak hanya rasa aman, namun juga nyaman diberikan Ertiga. Mulai dari pengemudi yang dimanjakan dengan pengaturan tinggi rendah kursinya (GX). Lalu tilt steering yang membuat setir bisa diatur sudut kemiringan sehingga membuat tangan nyaman menyetir. Kenyamanan bertambah dengan adanya electric power steering. Mengemudi jadi menyenangkan.
Beralih ke kursi tengah. Jika hanya diisi dua orang, maka pada sandaran kursi tengah kita bisa menarik arm rest sehingga menambah kenyamanan saat perjalanan jauh. Kursi tengah bisa maju-mundur sejauh 20 cm, yang diklaim terjauh di kelasnya. Dengan feature ini, maka kenyamanan mereka yang duduk di baris ketiga bisa dimaksimalkan. Model sliding ini juga memudahkan bagi penumpang di baris ketiga untuk keluar masuk. Selain itu, kursi baris ketiga dibuat tidak terlalu tinggi karena tangki bahan bakar tidak menonjol.
Bagi yang suka main di pantai, tak usah bingung memikirkan bagaimana menyimpan pakaian yang basah. Ertiga dengan cerdik memanfaatkan kolom di bawah bagasi untuk menyimpan benda basah atau yang butuh perlindungan khusus. Ruangan penyimpan ini tak terlihat saat membuka bagasi karena ada penutupnya.
Kenyamanan lain adalah adanya sandaran kepala di setiap kursi, termasuk di barisan belakang. Hanya saja, ada yang berpendapat sandaran ini masih kurang ergonomis. Sedikit catatan, mereka yang memiliki tinggi badan di atas 173 cm tidak nyaman saat menggunakan sandaran kepala ini karena terlalu tinggi.
Mesin responsif
Suzuki Ertiga menggunakan platform Swift generasi kedua, hanya lebih panjang tentunya. Dimensinya menjadi 4.265 mm (p), 1.695 mm (l), 1.685 mm (t) dengan sumbu roda 2.740 mm. Dibanding para pesaingnya, jarak sumbu roda ini relatif lebih panjang. Tak heran, bagian depan Ertiga mirip Swift. Bentuk bodinya terlihat proposional karena bagian front endsampai roof endmenyatu.
Dari sisi mesin, Ertiga mengusung mesin 1.4 liter dengan sistem mekanisme Air Intake VVT.Mesin ini menyemburkan tenaga sebesar 95 PS pada 6.000 rpm dan torsi 130 Nm pada 4.000 rpm. Saat Intisari mencoba di kawasan Nusa Dua, mesin cukup responsif pada putaran mesin 3.000 rpm.
Sistem penggerak yang dipakai adalah berpenggerak roda depan. Ada sisi plus minusnya menggunakan penggerak roda depan. Plusnya, kendaraan menjadi lebih ringan karena tidak menggunakan gardan untuk menyalurkan tenaga putar mesin ke roda belakang. Sisi negatifnya ada yang berpendapat kurang bertenaga saat jalan menanjak pada kondisi penumpang penuh. Hal ini bisa dimengerti dari sisi fisika, bahwa menarik lebih butuh tenaga ekstra dibandingkan dengan mendorong.
Hal lain yang kurang dari Ertiga adalah sistem pendingin yang masih mengggunakan sistem single blower. Hembusan angin dingin kurang maksimal untuk baris ketiga. Intisari merasakan sendiri saat menjajal duduk di kursi belakang. Udara panas merayap dari belakang dan menyentuh tengkuk saat jalan-jalan menyusuri daerah Bali. Padahal waktu masih menunjuk di angka 10.
Namun, kekurangan itu bisa ditutupi oleh harganya yang bersaing. Ertiga dipasarkan dalam tiga varian dengan harga Rp 143 juta (GA), Rp 153 juta (GL), dan Rp 165 juta (GX), semuanya harga on-the-road Jakarta. Bandingkan dengan Avanza Rp 145,75 - 182,9 juta, Xenia Rp 127,6 - 180,3 juta, dan Grand Livina Rp 162 - 212 juta.