Singkat Tapi Bikin Sengsara, Jelaskan Dampak Penjajahan Jepang Di Bidang Sosial

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Perempuan-perempuan muda banyak dipaksa menjadi Jugun Ianfu selama pendudukan Jepang. Artikel ini akan coba jelaskan dampak penjajahan Jepang di bidang sosial budaya.
Perempuan-perempuan muda banyak dipaksa menjadi Jugun Ianfu selama pendudukan Jepang. Artikel ini akan coba jelaskan dampak penjajahan Jepang di bidang sosial budaya.

Intisari-Online.com -Setidaknya ada lima dampak yang disebabkan oleh penjajahan Jepang.

Salah satunya adalah dalam bidang sosial dan budaya.

Artikel ini akan coba jelaskan dampakpenjajahan Jepang di bidang sosial budaya.

Seperti disinggung di awal, pendudukan Jepang di Indonesia berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia.

Tak hanya satu, tapi banyak bidang.

Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak pada lima bidang kehidupan masyarakat, yaitu:

1. Bidang politik

2. Bidang ekonomi

3. Bidang sosial budaya

4. Bidang pendidikan

5. Bidang birokrasi dan militer

Kali ini kita akan membahas dampak penjajahan Jepang di bidang sosial budaya.

Akibat pendudukan Jepang bidang sosial budaya

Selama masa pendudukan Jepang, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan.

Penderitaan rakyat bertambah karena segala kegiatan rakyat dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi musuh-musuhnya.

Terlebih rakyat dijadikan pekerja romusha (kerja paksa zaman Jepang).

Sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan dan penyakit.

Beberapa akibat pendudukan Jepang bidang sosial budaya antara lain:

1. Kesulitan proses komunikasi antarpulau dan dunia luar karena semua saluran komunikasi dikendalikan Jepang.

2. Semua nama kota yang menggunakan bahasa Belanda diganti Bahasa Indonesia seperti Batavia menjadi Jakarta dan Buitenzorg menjadi Bogor.

3. Kebijakan Kinrohoshi yaitu tradisi kerja bakti secara massal pada masa pendudukan Jepang.

4. Mendirikan pusat kebudayaan Keimin Bunka Shidoso pada 1 April 1943 untuk mengawasi karya para seniman agar tidak menyimpang dari tujuan Jepang.

Jepang yang awalnya disambut dengan senang hati justru menimbulkan kebencian.

Rakyat lebih benci pemerintah Jepang daripada pemerintah kolonial Belanda.

Jepang sering bertindak sewenang-wenang.

Kekejaman dilakukan Kenpetai (polisi militer Jepang).

Rakyat sering ditangkap, ditahan dan disiksa.

Pada masa pendudukan Jepang banyak perempuan Indonesia yang ditipu oleh Jepang dengan dalih untuk bekerja sebagai perawat atau disekolahkan.

Tetapi ternyata para perempuan tersebut disekap dalam kamp-kamp tertutup yang dipaksa menjadi wanita penghibur.

Kamp-kamp tersebut ditemukan di Solo, Semarang, Jakarta, dan Sumatera Barat.

Seikerei

Seikerei adalah cara penghormatan pada masa pendudukan Jepang.

Di mana rakyat diwajibkan membungkuk 90 derajat setiap pagi sebelum upacara ke arah matahari terbit sebagai bentuk penghormatan kepada Kaisar Jepang Tenno Heika yang dianggap keturunan Dewa Matahari.

Penghormatan Seikerei diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang berjudul Kimigayo.

Tetapi, kewajiban Seikerei ini mendapat pertentangan oleh kalangan ulama sehingga menimbulkan perlawanan fisik.

Salah satunya peristiwa Singaparna yaitu perlawanan yang dilakukan KH Zainal Mustafa, seorang pemimpin Pondok Pesantren Sukamanah, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Jugun ianfu

Yang juga menanggung nasib paling menyedihkan selama pendudukan Jepang adalah para perempuan.

Mereka dipaksa menjadi Jugun Ianfu.

Jugun Ianfu merupakan istilah yang ditujukan pada para wanita yang dijadikan budak seksual oleh tentara Jepang selama Perang Dunia II.

Menurut catatan sejarah, pemerintah Jepang sudah menerapkan praktik Jugun Ianfu di seluruh kawasan Asia-Pafisik, termasuk Indonesia sejak 1942 hingga 1945.

Pada awal pendudukan Jepang di Indonesia, kondisi para Jugun Ianfu sebenarnya sudah terjamin, mulai dari makanan, obat-obatan, dan lain sebagainya.

Namun pada 1943, kondisi mulai berubah, di mana pemerintah Jepang menerapkan penjatahan makanan yang cukup ketat untuk Jugun Ianfu di Indoensia.

Akibatnya, banyak Jugun Ianfu Indonesia yang semakin tertekan hingga mengalami sakit, baik fisik maupun mental.

Mereka pun banyak yang harus menjalani pemeriksaan dan pengobatan secara rutin.

Pada 1945, ketika Jepang sudah hengkang dari Indonesia, para Jugun Ianfu dibebaskan.

Salah satu dampaknya adalah menyebabkan para Jugun Ianfu tidak diterima kembali di masyarakat pasca-kemerdekaan.

Ada yang kembali ke tempat asalnya, ada pula yang memilih untuk pergi jauh dan tidak diketahui keberadaannya.

Itulah artikel yang cobajelaskan dampakpenjajahan Jepang di bidang sosial budaya, semoga bermanfaat.

Artikel Terkait