Intisari-Online.com - Pernahkah kita jalan-jalan ke Jawa Timur? Cobalah mampir ke bekas Ibu Kota Majapahit (Kerajaan Dhoho), yang karib dikenal dengan Kediri. Kota yang diapit oleh banyak kabupaten (Malang, Blitar, Nganjuk, Ponorogo, Trenggalek, dan Jombang) ini memiliki pusat kuliner (jajanan) yang tak bisa dijumpai di kota-kota lainnya. Salah satu kuliner ala kampung dengan harga murah terpusat di Jalan Semeru, bersanding dengan terminal.Pusat kuliner ini khusus menjual soto. Bukan sembarang soto, namanya soto tamanan. Di lihat dari kesamaan nama, kemungkinan besar nama tamanan diambil dari nama terminal di Kota Kediri tersebut. Nama Tamanan yang melekat pada nama soto dan nama terminal Kediri juga merupakan salah satu nama kelurahan di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Sepanjang 500 meter jalan ke arah terminal terdapat sekitar 15 gerobak penjaja soto. Di dalam terminal sendiri juga tersedia areal khusus penjaja soto, jumlahnya kira-kira 15 gerobak.
Soto santan, soto bakar
Para penikmat soto tentu mengenal perbedaan rasa yang ada pada masing-masing soto. Di Jawa Timur (sekedar contoh), ada yang namanya soto ambengan, soto lamongan, dan soto madura. Sekilas soto-soto tersebut memiliki rasa yang sama, dengan racikan bumbu yang juga tidak jauh berbeda. Di sinilah uniknya soto tamanan yang berbeda dengan beragam soto-soto tersebut. Kuah yang ada pada soto tamanan terbuat dari kuah santan.
Di sajikan di mangkok kecil, kuah santan ini tidak menggunakan tambahan koya (terbuat dari parutan kelapa yang disangrai lalu ditumbuk). Daging ayam yang digunakan dalam menu soto tamanan adalah ayam khusus yakni ayam “horn” dan juga ada kedai yang menyiapkan ayam kampung. Suwiran daging ayam terasa nikmat dicampur dengan beragam sayuran antara lain kobis, seledri, dan tauge. Beda dengan soto kebanyakan, di sini tidak menggunakan sambal dan kecap (meski demikian semua penjual menyiapkan kecap bagi pengunjung yang menginginkannya). Semua penjual soto hanya menyediakan cabe yang telah dikukus. Setiap pembeli yang singgah ke kedai soto tamanan, pertama kali akan mendapat sapaan “pedas atau sedang?” karena hampir semua kedai soto menyediakan cabe hanya pada saat memesan.
Seperti menu pada soto ayam ambengan, soto tamanan ini juga menyediakan fasilitas makanan gurih pendamping soto seperti kepala ayam, telur muda, uritan (ati-ampela, babat ayam, usus), sayap, kerongkongan, kulit. Hanya saja pendamping soto atau asesoris soto tersebut tidak terpilah kecil-kecil (kecuali kepala dan leher ayam). Semua makanan pendamping soto dijual dengan harga tersendiri (di luar harga soto) dalam kesatuan badan ayam yang telah dihilangkan dagingnya (tinggal kepala, leher, kerongkongan, telur muda, dan uritan).
Nah, para pembeli dapat memilih pesananannya apakah kerongkongan beserta isinya tersebut disajikan langsung dengan kuah atau dibakar dengan tambahan bumbu kecap. Layanan paripurna dalam menu soto tamanan tersebut tidak berbayar lagi (gratis). Daging ekstra yang dipesan semuanya dapat dibakar.
Para pengunjung soto tamanan ini biasanya juga tak melepaskan momen jalan-jalan ke bukit dan pegunungan tak jauh dari areal kedai soto. Tidak jauh dari Terminal Tamanan, kita akan terhubung dengan gerbang wisata seperti Gua Maria Lourdes, Bukit Puh Sarang, dan komplek pertapaan Goa Selomangleng. Masuk ke lokasi wisata tersebut juga murah hanya Rp 1.000,-, sedangkan harga sotonya pun juga tak kalah murah Rp 3.500,-.
Selamat menikmati. (Susianah Affandy adalah Mahasiswa Pascasarjana Sosiologi Pedesaan IPB,tengah meneliti Gerakan Hijau di Kediri-Jombang Jawa Timur)