Intisari-Online.com - Alunan musik keroncong serta merta menyambut saya kala melangkahkan kaki masuk ke Kafe Tjikini. Sesuai namanya, kafe ini berlokasi di Jalan Cikini Jakarta Pusat, segaris dengan kantor pos tua Cikini. Kafe yang terlihat kecil dari luar, tetapi ternyata luas di dalam ini sungguh bernuansa rumahan tempo doeloe. Bangunannya bergaya campuran art deco dengan interior kayu ala pendopo dan rumah Jakarta zaman kolonial.
Suasana kafe terasa nyaman dan sejuk sehingga membuat siapa pun betah berlama-lama di sini. Apalagi dengan adanya colokan listrik serta koneksi internet melaluiwi-fi yang mudah diakses. Atmosfer kafe secara keseluruhan melemparkan saya kembali ke kota Jakarta era ’50 - ‘60-an.
Jenis makanan yang dihadirkan restoran ini pun menyesuaikan dengan tema rumahan dan tempo doeloe. Beberapa menu yang disajikan antara lain sayur lodeh, sup kimlo, pindang iga dengan rasa asam gurih, soto ayam, dan nasi goreng belacan (terasi). Aneka macam camilan khas nusantara juga tersedia di sini. Ada pisang bakar, putri singkong, tape bakar hingga pancake. Minumannya pun beraneka rasa, mulai kopi tubruk hingga es kunyit asem.
Jika bosan karena datang seorang diri ke sana, Kafe Tjikini menyediakan majalah-majalah serta komik-komik tua yang bisa kita baca gratis. Kafe ini buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga pukul 23.00. Bila Anda bosan dengan nuansa kafe lokal yang begitu-begitu saja, mungkin Kafe Tjikini bisa menjadi pilihan baru bagi Anda untuk bercengkerama bersama teman maupun sendiri sembari bekerja.