Intisari-Online.com -Lokasi Bakmi Mbah Mo memang di pinggiran kota Yogyakarta, tepatnya di Desa Code, Bantul. Tapi jangan salah, meskipun berlokasi di pelosok. Pembelinya tetap saja antre. Bakmi Mbah Mo seakan tak pernah sepi pembeli. Sebagian besar tamu datang dari Kota Yogya, dengan menggunakan mobil atau bahkan taksi.
Dirintis sejak tahun 1986 oleh Atemo Wiyono alias Mbah Mo (kini sudah almarhum), warung bakmi ini kini dikelola oleh Mbah Yatin, Istri Mbah Mo, yang juga biasa dipanggil dengan sebutan sama, Mbah Mo.
Sebelum membuka warung bakmi di Code, Bantul, Mbah Mo awalnya membantu sekaligus belajar dari kakak iparnya, Pak Rebo (juga sudah almarhum), yang berjualan bakmi jawa di Yogyakarta. Sekarang warung bakmi Pak Rebo dilanjutkan oleh anak-anaknya. Lokasi warungnya di Jalan Brigjen Katamso, buka selepas sore hari berbekal tenda. Tapi sepeninggal Pak Rebo, Mbah Mo kemudian membuka sendiri warung bakmi di Bantul.
Lokasi warung Mbah Mo memang di pelosok. Tepatnya di Desa Code, Trirenggo, Bantul. Dari arah Yogyakarta pilih Jalan Bantul menuju Samas. Begitu sampai di pertigaan lampu merah Masjid Agung Bantul, langsung belok kiri, menyusuri Dusun Gose yang jalannya cukup panjang. Ciri lokasinya, di kanan kiri jalan masih sawah.
Kemudian cari lagi jalan yang menuju Desa Code, Trirenggo. Sampai di sini Anda akan mendapati beberapa papan petunjuk bertuliskan Bakmi Mbah Mo (dengan sponsor produsen rokok). Kalau masih juga bingung, tanya saja orang yang Anda temui di jalan.
Di warung, Mbah Mo dibantu oleh tiga anak dan menantunya. Jika Anda ingin menikmati bakmi yang langsung diracik oleh tangan Mbah Mo, sebaiknya datang sebelum pukul 20.00. Soalnya, sesudah jam itu, Mbah Mo, biasanya sudah bersitirahat dan digantikan oleh anak atau menantunya.
Kadang kita harus mengantri lama karena bakmi di sini di masak satu-satu dengan tungku arang. Tidak bisa borongan. Tungkunya hanya ada dua. Memasaknya pun memakai falsafah jawa: alon-alon waton mateng (biar lambat, asal matang). Jadi kalau Anda datang ke sini, pastikan tidak sedang lapar berat atau diburu waktu. Wa;au sebenarnya kalaupun perut sudah teramat lapar, Anda bisa melahap camilan kacang bawang, emping, dan kerupuk rambak.
Jika dilihat dari tampilannya, Bakmi Mbah Mo biasa saja, tidak mengundang selera. Warnanya pucat pasi. Tetapi cerita menjadi lain. Tetapi cerita menjadi lain saat kita menyeruput kuah bakmi nyemek-nya. Sruput, sruput, sruput, gurihnya menyegarkan! Pokoknya, begitu kita menyantap bakminya, rasa lelah akibat nyetir dan antre yang terlalu lama akan lenyap seketika.
Secara lugu, Mbah Mo mengaku bahan mi yang ia pakai biasa-biasa saja. Tak ada yang khusus. Bahannya antara lain mi telur, kubis, daun bawang, daun seledri, telur bebek, suwiran daging ayam, kaldu ayam kampung. Sementara bumbunya bawang merah, bawang putih, kemiri, garam, penyedap rasa dan cabai. Tak ada yang istimewa. “Semuanya beli di pasar, kecuali ayamnya,” kata Mbah Mo.
Meski bahannya itu-itu saja, cita rasa bakmi godok Mbah Mo ini bisa dibilang luar biasa. Apalagi disantap panas-panas. Kuahnya yang gurih tidak bikin enek. Kuah kentalnya berasal dari kaldu rebusan babon ayam kampung dicampur kocokan telur bebek. Pokoknya, sueger banget.
Warung ini menyediakan meja dan lincak (kursi panjang dari bambu) yang dapat menampung 70-an orang. Kisaran harga sepiring bakmi dengan aneka variannya rata-rata antara Rp15.000-Rp30.000,-. Buat yang tidak suka bakmi godok, tersedia juga bakmi goreng atau bakmi nyemek. Sekali menyantap bakmi Mbah Mo, dijamin ketagihan. (Bimo/Wisata Jajan Yogyakarta)
Alamat:
Bakmi Mbah MoDesa Code, Trirenggo, BantulBuka tiap hari, pukul 17.00-23.00Telp. 0274-7486979, 081548557743