Intisari-Online.com -Hari Raya Natal datang sebentar lagi.
Beberapa wilayah di Indonesia ternyata punya tradisinya sendiri-sendiri dalam merayakan hari kelahiran Yesus ini.
Inilah beberapa tradisi perayaan Natal di Indonesia, dari Jawa hingga Papua.
1. Pertunjukan wayang kulit (Yogyakarta)
Menurut buku Kala Natal Berbaur dengan Tradisi(2022) karya Pusat Data dan analisa Tempo terbitan Tempo Publishing, wayang kulit merupakan salah satu tradisi Indonesia yang ternama.
Di beberapa daerah, pertunjukkan wayang kulit kerap dilakukan untuk memperingati hari-hari tertentu.
Seperti halnya di Yogyakarta, saat Natal masyarakat Yogyakarta akan memainkan pertunjukan wayang kulit dengan teatrikal kelahiran Yesus.
Uniknya, pada saat pertunjukan wayang kulit para pendeta yang memimpin ibadah akan mengenakan kostum khas Yogyakarta, yakni blangkon dan beskap.
2.Meriam bambu (Flores)
Masyarakat Flores merayakan Natal dengan menembakkan meriam bambu dalam tradisi Mangarai.
Tradisi ini mulanya bertujuan untuk memberi kabar duka bahwa seseorang telah meninggal dunia.
Hal ini dilakukan karena pada zaman dahulu transportasi antardesa di sana masih terbatas.
Tapi belakangan meriam bambu digunakan untuk mengekspresikan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.
Saat malam Natal meriam bambu akan terpasang di setiap sudut kota, dan nantinya akan diledakkan saat perayaan Natal.
Perayaan natal dengan meriam bambu di Flores juga dimeriahkan dengan pertunjukan kembang api.
3. Marbinda (Sumatera Utara)
Marbinda ialah tradisi mengorbankan hewan untuk memelihara kebersamaan, kehangatan, memeriahkan semangat Natal, dan mensyukuri nikmat yang diterima.
Selain itu, tradisi marbinda juga bertujuan untuk membawa tahun baru yang lebih penuh semangat.
Tradisi ini masih eksis dilakukan di daerah permukiman masyarakat suku Batak di Sumatera Utara.
Masing-masing warga akan mengumpulkan uang untuk membeli hewan, dan nantinya daging dari hewan yang sudah disembelih akan dibagikan kepaa warga yang ikut menyumbang.
4. Barapen (Papua)
Barapen merupakan ritual kuliner yang dilakukan sebagai ekspresi kegembiraan Natal di Papua.
Tradisi barapen dilakukan dengan melibatkan pembakaran batu yang akan digunakan untuk memanggang babi.
Acara ini bertujuan sebagai rasa syukur, kebersamaan, dan berbagi sebagai bagian dari perayaan bagi Yesus Kristus.
Beberapa tempat acara juga sengaja didesain sedemikian rupa dengan dekorasi yang unik.
Acara semakin meriah dengan alunan musik yang menemani selama 24 jam saat puncak perayaan Natal.
Sebelum perayaan massal, penduduk setempat akan memasak daging babi, ubi, kangkung, pepaya, dan makanan lainnya di dalam lubang berisi batu panas.
Aktivitas memasak bersama ini dilakukan selama setengah hari, tujuannya untuk menyatukan ikatan sesama penduduk setempat.
5. Kunci taon (Manado)
Di Manado, Sulawesi Utara, penduduk setempat merayakan Natal dengan melakukan tradisi kunci taon.
Tradisi ini dimulai pada 1 Desember dan berakhir padaa akhir tahun.
Dikutip dari laman resmi Indonesia Travel, tradisi kunci taon diawali dengan serangkaian ibadah di Gereja.
Setelah itu para umat Kristiani akan berziarah ke makam kerabat.
Biasanya saat kunjungan ziarah, mereka akan membersihkan dan menghias area kuburan dengan lampu serta ornamen yang meriah.
Perayaan Natal berlanjut hingga penutupan tradisi pada pekan pertama Januari.
Pada acara penutupan masyarakat akan pawai mengelilingi kampung sembari mengenakan kostum-kostum unik.
6.Festival Lovely December (Toraja)
Masyarakat di Toraja merayakan Natal dengan mengadakan festival budaya dan pariwisata bertajuk "Lovely December".
Festival ini dimulai pada awal Desember hingga puncaknya berakhir pada 26 Desember.
Festival dibuka dengan acara pemotongan kerbau belang.
Adapun pada puncak acara akan dilakukan lettoan, yaitu kegiatan arak-arakan.
Saat puncak acara ada berbagai aktivitas untuk memeriahkan Natal.
Beberapa di antaranya ada karnaval, bazar Natal, kontes kerbau, pentas seni, aneka acara adat, pameran kerajinan tangan, dan kuliner.
Itulah 5 tradisi perayaan Natal di Indonesia, semoga bermanfaat untuk Anda.