'Eco Packaging', Inovasi Demi Bumi Lestari (1)

Rusman Nurjaman

Editor

'Eco Packaging', Inovasi Demi Bumi Lestari (1)
'Eco Packaging', Inovasi Demi Bumi Lestari (1)

Intisari-Online.com - Tahun ini, kali kedua Packindo Star Award memberi penghargaan untuk kategori “Eco Pack”. Penghargaan kategori ini diberikan pada kemasan dengan inovasi desain dan material yang ramah lingkungan. Langkah apresiatif tersebut dilakukan dalam rangka mengakomodasi semangat “go green” yang muncul di kalangan para desainer dan pelaku industri kemasan. Ajang kontes tahunan itu sendiri diadakan untuk mendorong inovasi desain dan mutu kemasan di Indonesia. Penyelenggaranya adalah Federasi Pengemasan Indonesia (Indonesian Packaging Federation/IPF), sebuah organisasi induk bagi asosiasi-asosiasi pengemasan di Tanah Air.

Ariana Susanti, Direktur Pengembangan Bisnis IPF, mengemukakan, pengembangan kemasan ramah lingkungan (eco packaging) di Indonesia sebenarnya agak terlambat. Di negara-negara Asia lain, seperti Thailand, kesadaran untuk menggunakan produk dengan kemasan ramah lingkungan ini cukup signifikan. Jepang bahkan sudah jauh lebih maju lagi. Kesadaran yang lebih dini tentunya mendorong inovasi lebih dini pula. Namun Ariana melihat, saat ini tren eco packaging di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebuah fenomena yang tak lepas dari semangat zaman dan tuntutan akan tatanan hidup yang lebih berkelanjutan.

“Saat ini, produsen kemasan plastik telah menggunakan teknologi green packaging. Produk tersebut bisa didaur ulang dan sesuai dengan aturan yang akan ditetapkan pemerintah,” paparnya.

Semenjak dekade 1970-an kerusakan lingkungan menjadi masalah yang kian meruncing. Ongokan sampah yang kian menggunung, misalnya, sudah menjadi masalah klasik. Ironisnya, problem ini tak kunjung ditangani secara tuntas dan terpadu. Padahal tingkat konsumsi masyarakat dari tahun ke tahun terus meningkat. Kita pun mendapati kenyataan bahwa kemasan produk, seperti kantong plastik, berkontribusi cukup besar terhadap pencemaran lingkungan dan pemanasan global.

Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia mencatat sampah plastik di negeri ini mencapai 26.500 ton per hari. Banyaknya sampah yang tidak mudah terurai, limbah, dan pemanasan global lantaran banyak pohon yang ditebang untuk bahan dasar produksi kertas, memperburuk kualitas lingkungan dan hidup kita. Tak pelak, kondisi ini membuat banyak kalangan prihatin, termasuk para pelaku industri dan desainer.