Sejarah bulu tangkis di Indonesia dimulai pada era 1930-an. Ada yang bilang pertama di Sumatera, ada yang bilang di Batavia atau Jakarta sekarang.
Intisari-Online.com -Berbicara bulu tangkis dunia, rasanya tak afdal tanpa menyinggung kiprah bulu tangkis Indonesia.
Meski belakangan prestasinya sedang jeblok, tapi tak bisa dipungkiri, Indonesia adalah kiblat bulu tangkis dunia saat ini.
Lalu seperti apa sejarah bulu tangkis Indonesia?
Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang populer di kalangan masyarakat Indonesia dan dunia.
Secara harfiah, permainan olahraga bulu tangkis ini memang terdiri atas gerakan menangkis sebuah bulu angsa yang dirangkai sedemikian rupa dan disebut sebagai cock.
Sejak berkembang di Indonesia, tidak sedikit atlet bulu tangkis Indonesia yang berhasil membawa pulang piala kejuaraan.
Sebagai contoh dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia berhasil meraih medali emas dari pasangan ganda putri.
Beberapa atlet bulu tangkis ternama dari Indonesia adalah Susi Susanti, Taufik Hidayat, Apriyani Rahayu, dan masih banyak lainnya.
Di balik prestasi membanggakan itu, bagaimana sejarah badminton di Indonesia?
Sejarah badminton di Indonesia berawal dari dua daerah jajahan Inggris, yaitu Malaysia dan Singapura yang disusupkan di Indonesia bagian barat, yakni di Sumatera sekitar tahun 1930.
Selain di Sumatera, ada juga yang menyebut bahwa sejarah badminton di Indonesia langsung dibawa ke Jakarta.
Tiga tahun berselang, pada 1933, perkumpulan bulu tangkis pun mulai dibentuk di Jakarta.
Perkumpulan paling populer pada masa itu adalah Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League.
Kemudian, kedua perkumpulan ini bergabung menjadi satu dengan nama Bataviase Badminton Unie.
Lebih lanjut, pada 1934, Indonesia menyelenggarakan sejumlah kejuaraan badminton di Pulau Jawa, yang mayoritas dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat.
Lalu, pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, badminton mengalami perkembangan pesat karena suasana anti-barat yang dibuat oleh Jepang.
Salah satu bentuk anti-barat yang ditunjukkan Jepang adalah usulan penggantian nama badminton karena dianggap asing dengan istilah Indonesia.
Menindaklanjuti usulan tersebut, ketua ISI bagian badminton, yaitu RMS. Tri Tjondrokusumo mengusulkan nama bulu tangkis sebagai pengganti istilah badminton.
Usulan nama bulu tangkis pun diterima oleh masyarakat Indonesia.
Dalam mewujudkan perkembangan bulu tangkis di Indonesia, diselenggarakanlah kongres di Solo pada 18-20 Januari 1948.
Hasil kongres tersebut adalah lahirnya satu badan olahraga bernama Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) yang diketuai oleh Mr. Widodo Sastradiningratan.
Setelah itu, pada 4-6 Mei 1951, para tokoh bulu tangkis Indonesia menyelenggarakan kongres lanjutan di Bandung, Jawa Barat.
Hasilnya adalah terbentuk badan bulu tangkis tingkat nasional bernama Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada 5 Mei 1951.
Pasca-pendirian PBSI, kongres pertama dilakukan untuk mendiskusikan mengenai aturan dan tujuan olahraga bulu tangkis di Indonesia.
Setelah memiliki induk resmi, bulu tangkis Indonesia mendaftar sebagai anggota resmi Badminton World Federation (BWF) pada 1953.
Lebih lanjut, pada tahun 1982, Indonesia pertama kali menyelenggarakan kejuaraan bulu tangkis internasional bernama Indonesia Open.
Sejak saat itu, Indonesia Open menjadi ajang turnamen tahunan yang selalu diselenggarakan oleh Indonesia.