Intisari-Online.com - Adagium “selalu ada jalan di tengah kesulitan” tampaknya memang benar adanya. Di tengah isu bergolaknya harga Bahan Bakar Minyak yang tak menentu, bahan bakar alternatif kembali ditemukan.
Berita itu datang dari bagian selatan Kota Surabaya. Beberapa kelompok cerdik cendikia dari Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Kristen Petra Surabaya, mengolah sampah plastik menjadi minyak tanah. Selain sebagai bentuk penemuan di tengah kesulitan, upaya ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap permasalahan sampah yang tak tentu arah.
“Padahal sampahnya kalau menumpuk bisa bikin banjir. Terus bikin macam-macam yang bikin kita sendiri susah. Maka, lebih baik diolah jadi sesuatu yang bermanfaat,” kata Jeniffer, salah satu tim pengolah dari Petra.
Untuk membuat minyak tanah alternatif, sampah-sampah plastik itu dimasukkan ke dalam tong sampah khusus yang terbuat dari drum sampah yang dimodifikasi secara khusus. Untuk proses penyulingan, diberikan pipa khusus untuk mengalirkan minyak tanah “jelmaan” sampah plastik tadi.
Cara membuat minyak tanah dari sampah plastik ini juga terhitung cukup sederhana. Salah satu anggota tim mengatakan bahwa masyarakat bisa membuat alat pengolahnya sendiri. Cukup dengan menggunakan kaleng makanan atau biskuit yang sudah tidak terpakai. (Republika Online)