Intisari-Online.com – Ternyata tidak hanya Kebun Binatang Surabaya saja yang mengalami isu kematian binatang. Eropa, yang peradabannya sudah terbilang maju pun, mengalami isu yang serupa. Apakah kematian itu disengaja?Berita ini terkuak seiring dengan hebohnya masyarakat internasional terkait dengan terbunuhnya Marius, jerapah 18 bulan yang sehat, di Kebun Binatang Copenhagen. Setidaknya lima binatang telah dimatikan di Denmark sejak 2012.
Tidak hanya di Denmark, belahan Eropa yang lain juga mengalami masalah yang sama, 22 zebra sehat, empat kudanil, dan dua Arabian Oryx juga dimatikan di Edinburgh dan London. Tiga anak harimau juga dibunuh di Kebun Binatang Magdeburg, buntutnya, beberapa penjaga kebun binatang telah dituntut karena terbukti bertanggung jawab.
Ternyata, pembunuhan yang dilakukan secara sengaja ini merupakan kebijakan kebun binatang, karena beberapa kebun binatang lainnya memilih tidak melakukan kebijakan ini, kebijakan mematikan hewan ini populer dengan sebutan eutanasia.
Dr Lesley Dickie, Direktur Eksekutif European Association of Zoo and Aquaria mengungkapkan, jika kebun binatang di Eropa membunuh 5,000 binatang sehat tiap tahunnya.
“Itu adalah perkiraan kita tentang manajemen eutanasia di kebun binatang, kebijakan itu berlaku untuk kecebong sampai jeparah. Beberapa kematian memang tidak dicatat dengan jelas alasannya, dalam hal Marius, kebijakan ini dilakukan sebagai program pengembangbiakkan demi mendapatkan keberagaman genetik dari suatu kawanan.” Imbuhnya.
Tetapi menurut Libby Anderson, Badan Kesejahteraan Hewan, OneKind, Ide untuk eutanasia sebagai bagian dari konservasi adalah keliru.
“Hewan-hewan ini tidak akan pernah lagi mengisi populasi di alam liar. Jika kita benar-benar ingin melestarikan populasi liar, kita harus membiarkan mereka menghadapi tantangan dari lingkungan sebenarnya.” (independent.co.uk)