Intisari-Online.com - Dalam upaya merawat tubuh Vladimir Lenin yang dijadikan mumi, pemerintah Russia menghabiskan Rp2,7 miliar pada tahun 2016 ini.
Federal Protective Service yang menyebarkan informasi tersebut juga menyebutkan bahwa badan tersebut juga sudah mengontrak pemasuk untuk melakukan "pekerjaan biomedis untuk konservasi tubuh sang pendiri Soviet agar tampak hidup".
Tubuh Lenin dijadikan mumi setelah kematiannya pada tahun 1924 dan dipamerkan di sebuah makam di Lapangan Merah Moskow sejak saat itu.
Sebuah lembaga yang dikenal sebagai Pusat Riset Ilmiah dan Metode Pengajaran di Biokimia Teknologi di Moskow bertanggung jawab untuk menjaga sisa-sisa tubuh Bapak Komunis Russia tersebut.
Para ilmuwan dari lembaga ini juga membantu mengawetkan tubuh Lenin ketika dievakuasi ke Siberia selama Perang Dunia Kedua.
Lenin, yang meletakkan dasar bagi Uni Soviet sebagai negara komunis dengan satu partai, adalah subyek dari banyak perdebatan sejarah. Dia memimpin pemerintah Rusia - dan kemudian Soviet - pada 1917-1924, menghasilkan pergolakan sosial dan ekonomi massa untuk menciptakan Rusia.
Bukan Lagi Mengawetkan
Dalam mengawetkan tubuh Lenin, para ilmuwan Russia ini sebenarnya tidak lagi berfokus pada upaya mempertahankan setiap bagian tubuh asli Lenin, namun lebih pada upaya mempertahankan bentuk fisiknya.
Dengan kondisi tersebut, "Sesekali, mereka harus mengganti bagian kulit dan daging dengan plastik dan bahan lainnya, sehingga dalam hal materi biologis tubuh yang asli, jumlahnya sudah semakin jauh berkurang," Alexei Yurchak, profesor antropologi sosial di University of California, mengatakan kepada Scientific American tahun lalu.
"Itu membuat perbedaan dramatis dari segala sesuatu di masa lalu, seperti mumifikasi, di mana fokusnya adalah pada melestarikan materi asli meski bentuk tubuh berubah," lanjut Yurchak.
Presiden Rusia Vladimir Putin yang ditanya tentang masa depan tubuh Lenin di Lapangan Merah Moskow pada bulan Januari, mengatakan masalah ini harus "didekati dengan hati-hati" untuk menghindari langkah-langkah yang mungkin akan membelah masyarakat Rusia.
Sebuah jajak pendapat 2012 mengungkapkan lebih dari setengah warga Rusia ingin tubuh Lenin tidak lagi ditampilkan dan sesegera mungkin dikuburkan.