Advertorial

Meski Smartphone Lebih Banyak Dibicarakan, Nyatanya Feature Phone Masih Jadi Raja di Indonesia

Ade Sulaeman

Editor

Meski Smartphone Lebih Banyak Dibicarakan, Nyatanya Feature Phone Masih Jadi Raja di Indonesia
Meski Smartphone Lebih Banyak Dibicarakan, Nyatanya Feature Phone Masih Jadi Raja di Indonesia

Intisari-Online.com - Membicarakan ponsel jelas akan terasa lebih menarik jika kita mengulas smartphone dengan beragam fitur dibandingkan basic phone yang fungsinya sangat terbatas. Meski demikian, pada kenyataannya, feature phone-lah menjadi raja di Indonesia alias lebih banyak digunakan.

Sebenarnya kondisi ini umum terjadi, khususnya di negara-negara berkembang lain. Setidaknya hal itu jika didasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga riset Pew Research Center untuk tahun 2015 yang melibatkan 40 negara.

Sebutan “raja” untuk feature phone terasa wajar jika melihat fakta bahwa jumlah penggunanya di Indonesia mencapai 56 % sementara smartphone tidak sampai setengahnya, yaitu hanya 21%.

Itu untuk negara berkembang, lain halnya dengan negara maju. Simak saja negara tetangga kita, Malaysia yang penggunaan smartphone-nya mencapai 65%.

Apalagi di negara yang lebih maju lagi seperti Korea Selatan yang 88% penduduknya yang disurvei mengaku memiliki smartphone, sementara feature phone hanya dimiliki oleh 12% penduduk. Bahkan Korea Selatan, dalam penelitian ini, mendapat predikat negara dengan rasio pengguna smartphone terbanyak di dunia.

Setelah Korea Selatan, Australia, Israel, Amerika Serikat, dan Spanyol menyusul berturut-turut. Di wilayah-wilayah ini, menurut Pew, warga yang disurvei lebih banyak memiliki smartphone dibandingkan feature phone.

Namun keadaannya memang terbalik di sejumlah negara-negara berkembang di Afrika dan Asia Selatan, di mana para responden yang memiliki smartphone jumlahnya jauh lebih sedikit dari pemilik feature phone.

Di India, misalnya, hanya 17 persen warga mengaku memiliki smartphone, sementara pemilik feature phone mencapai lebih dari 60 persen. Sebanyak 22 persen masih belum memiliki ponsel.

Di Ethiopia, mayoritas responden tak memiliki ponsel. Mereka yang punya telepon genggam lebih banyak memiliki feature phone dibanding smartphone yang angka kepemilikannya di bawah 5 persen.

Secara keseluruhan, angka tengah (median) untuk kepemilikan smartphone di antara 40 negara yang disurvei adalah 43 persen, feature phone sebesar 45 persen, dan 12 persen belum memiliki ponsel.

Dari hasil penelitiannya, Pew mengatakan bahwa smartphone masih memiliki ruang yang luas untuk bertumbuh di negara-negara berkembang.

Presentase pemilikan smartphone juga tak menggambarkan kondisi yang sebenarnya secara menyeluruh. Di India angka pemilikan smartphone memang baru 17 persen. Tapi penduduk negara ini mencapai 1 miliar orang sehingga tetap menjadi salah satu pasar smartphone terbesar di dunia.

(kompas.com)