Intisari-Online.com -Bumi adalah planet yang sangat istimewa. Ia dapat menampung berbagai jenis makhluk hidup, termasuk manusia.
Namun, bagaimana proses pembentukan Bumi sebenarnya? Apakah ia terbentuk secara kebetulan atau ada suatu rencana di baliknya?
Apakah ia berasal dari bintang, kabut, atau bahan lainnya? Apakah ia memiliki saudara kembar yang hilang?
Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengulas 5 hipotesa yang berlaku tentang asal-usul Bumi.
Hipotesa-hipotesa ini adalah hipotesa bintang kembar, hipotesa kondensasi, hipotesa nebula, hipotesa pasang surut bintang, dan hipotesa planetisimal.
Anda akan mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing hipotesa, serta bagaimana ilmuwan menguji kebenarannya.
Hipotesa Bintang Kembar
Pada tahun 1956, Fred Hoyle mengusulkan hipotesa bintang kembar untuk menjelaskan asal-usul Bumi.
Menurut hipotesa ini, Bumi terbentuk dari dua bintang yang berukuran hampir sama dan berjarak sangat dekat.
Salah satu bintang meledak dan meninggalkan pecahan-pecahan kecil.
Pecahan-pecahan itu kemudian tertarik oleh gravitasi bintang yang masih utuh dan mulai mengorbit di sekitarnya.
Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Masing-masing Agen Sosialisasi dalam Pembentukan Karakter Individu?
Hipotesa Kondensasi
Hipotesa kondensasi adalah teori yang dikembangkan oleh astronom Belanda G.P Kuiper pada 1950.
Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar dan membentuk cakram raksasa.
Hipotesa Nebula
Hipotesa nebula adalah teori yang pertama kali diajukan oleh ilmuwan Immanuel Kant dan Pierre Marquis de Laplace.
Teori ini menganggap bahwa tata surya berasal dari nebula atau kabut.
Nebula ini adalah bintang yang berbentuk kabut raksasa dengan suhu yang tidak terlalu tinggi.
Nebula ini memiliki penyebaran yang sangat luas. Nebula ini kemudian menjadi awal mula dari matahari.
Karena gaya gravitasi, nebula mulai kontraksi dan berputar menjadi lebih pipih.
Pada saat yang sama, materi kabut di bagian khatulistiwa terlempar dan terpisah, lalu memadat karena pendinginan.
Materi yang terlempar itu menjadi planet-planet, salah satunya adalah Bumi.
Baca Juga: Inilah Pendapat Mengenai Pentingnya Mempelajari Sejarah Keluarga
Sekitar 5 miliar tahun yang lalu, matahari mulai mengalami fusi dan planet baru terbentuk mulai memisahkan diri.
Unsur-unsur dan komponen-komponen kimia yang lebih berat bergerak ke bagian tengah dan material batuan membentuk kerak.
Planet-planet baru terbentuk serta bulan melepaskan gas yang merupakan pembentukan awal dari atmosfir.
Hipotesa Pasang Surut Bintang
Hipotesa pasang surut bintang adalah teori yang diperkenalkan oleh James Jeans pada 1917.
Ia berpendapat bahwa planet terbentuk karena adanya bintang lain yang mendekati matahari hingga hampir bertabrakan.
Akibatnya, sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain itu tertarik oleh gaya pasang surut dan terpisah.
Materi yang terpisah itu kemudian terkondensasi menjadi planet.
Namun, teori ini ditolak oleh astronom Harold Jeffreys pada 1929 karena ia menganggap bahwa kemungkinan tabrakan seperti itu sangat kecil.
Hipotesa Planetisimal
Hipotesa planetisimal adalah teori yang disampaikan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton.
Mereka berpendapat bahwa Bumi terbentuk dari bahan-bahan yang direnggut oleh bintang yang besar yang menyusup dan mendekati matahari.
Bintang tersebut menyebabkan sebagian dari bahan yang membentuk matahari akan terkoyak dan direnggut dari peredarannya.
Bahan-bahan yang direnggut itu kemudian memisahkan diri dari matahari dan menjadi planet.
Demikianlah 5 hipotesa yang berlaku tentang bagaimana proses pembentukan Bumi. Meskipun ada beberapa bukti dan argumen yang mendukung hipotesa-hipotesa tersebut, masih ada banyak misteri dan tantangan yang harus dipecahkan oleh para ilmuwan.