Intisari-online.com - Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu yang berdiri di Jawa Timur pada abad ke-11 hingga ke-13.
Kerajaan ini memiliki nama lain seperti Kerajaan Kadiri, Daha, dan Panjalu.
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Kahuripan yang didirikan oleh Airlangga, raja terbesar dari Wangsa Isyana.
Setelah Airlangga turun tahta menjadi pertapa, ia membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Janggala dan Panjalu.
Namun, kedua kerajaan ini kemudian bersaing dan berperang satu sama lain.
Salah satu raja yang berhasil menyatukan kembali Janggala dan Panjalu adalah Jayabaya, raja dari Wangsa Isyana yang memerintah Kerajaan Kediri sekitar tahun 1135-1159.
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Kediri mampu mencapai puncak kejayaan dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan militer.
Berikut adalah beberapa prestasi yang dicapai oleh Jayabaya sebagai raja terbesar di Kerajaan Kediri:
-Politik: Jayabaya berhasil mengalahkan Janggala dan mempersatukan kembali wilayah bekas Kerajaan Kahuripan.
Ia juga mampu mempertahankan kedaulatan Kerajaan Kediri dari ancaman luar, seperti Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Ternate.
Jayabaya juga dikenal sebagai raja yang bijaksana dan adil dalam memerintah rakyatnya.
Baca Juga: Kerajaan Tidore Dan Hubungannya Yang Panas Dingin Dengan Ternate
Ia mengeluarkan beberapa prasasti yang menjadi sumber sejarah penting, seperti Prasasti Hantang (1135), Prasasti Talan (1136), Prasasti Jepun (1144), dan Prasasti Padlegan II (1159).
Dalam prasasti-prasasti tersebut, Jayabaya menggunakan gelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa.
- Ekonomi: Jayabaya berhasil mengembangkan perekonomian Kerajaan Kediri dengan memperluas perdagangan baik dalam maupun luar negeri.
Ia membangun armada laut yang kuat dan menjalin hubungan dagang dengan negara-negara Asia Tenggara, seperti Kamboja, Champa, Burma, Thailand, dan Vietnam.
Ia juga menjalin hubungan dagang dengan negara-negara Asia Timur, seperti Tiongkok dan Jepang.
Bahkan, eksistensi Kerajaan Kediri diketahui sampai ke Tiongkok yang dibuktikan dengan tulisan seorang saudagar bernama Khou Ku Fei.
Selain itu, Jayabaya juga mengembangkan pertanian, peternakan, perkebunan, pertambangan, dan kerajinan tangan sebagai sumber pendapatan kerajaan.
- Budaya: Jayabaya merupakan salah satu raja yang berperan besar dalam perkembangan sastra Jawa kuno.
Ia mendukung para empu (pengarang) untuk menghasilkan karya-karya sastra yang bernilai tinggi, seperti kakawin Bharatayuddha (1157) karya Empu Sedah dan Empu Panuluh.
Kakawin ini merupakan adaptasi dari epos Mahabharata dalam bahasa Jawa kuno yang mengisahkan perang antara Pandawa dan Korawa.
Baca Juga: Prabu Siliwangi dan Kejayaan Kerajaan Sunda di Pulau Jawa
Kakawin ini juga mengandung simbolisme politik yang menggambarkan kemenangan Jayabaya atas Janggala.
Selain itu, Jayabaya juga dikenal sebagai seorang pujangga yang membuat ramalan-ramalan tentang masa depan Nusantara.
Ramalan-ramalan tersebut dikenal dengan nama Jayabaya atau Musarar.
- Militer: Jayabaya berhasil membangun kekuatan militer yang tangguh untuk melindungi kerajaannya dari serangan musuh.
Ia memiliki pasukan darat dan laut yang terlatih dan disiplin.
Ia juga memiliki persenjataan yang lengkap dan modern, seperti pedang, tombak, panah, busur, keris, gada, perisai, baju besi, kuda, gajah, kapal, dan meriam.
Ia juga memiliki benteng-benteng pertahanan yang kokoh dan strategis, seperti Candi Penataran, Candi Jago, Candi Kidal, dan Candi Simping.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Jayabaya adalah raja terbesar di Kerajaan Kediri yang berhasil membawa kerajaannya ke masa keemasan.
Ia merupakan raja yang berjasa dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan militer.
Ia juga merupakan raja yang dihormati dan dikagumi oleh rakyatnya maupun bangsa-bangsa lain.
Ia meninggalkan warisan sejarah dan budaya yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia.