Intisari-Online.com - Popularitas game Pokemon Go ternyata tidak hanya membuat senang para penggemar game, namun juga para ahli ksehatan. Sebab, tidak seperti game pada umumnya yang membuat pemainnya kurang gerak, Pokemon Go justru membuat pemainnya harus beranjak dari kursi untuk mengejar Pikachu atau berjalan lebih jauh hanya untuk menangkap Magnemite.
Seperti dikutip dari Livescience.com, sejumlah ahli kesehatan pun memuji adanya permainan Pokemon Go yang menggunakan smartphone ini.
Menurut para ahli, Pokemon Go memaksa pemainnya untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Para ahli kesehatan melihat sisi positif hadirnya teknologi untuk meningkatkan aktivitas fisik.
"Sangat menyenangkan melihat teknologi berubah dan digunakan dengan cara mempromosikan aktivitas fisik," ujar Graham Thomas, seorang asisten profesor psikiatri dan perilaku manusia di Miriam Hospital's Weight Control and diabetes Research Center, Providence, Rhode Island.
Banyak pemain Pokemon Go yang harus berjalan beberapa kilometer di suatu wilayah untuk menangkap karakter Pokemon seperti di dunia nyata. Selain itu, pemainnya juga bisa aktif bersosialisasi dengan pemain lain.
Seorang dokter spesialis kedokteran olahraga dan juga fokus pada pencegahan obesitas, Michael Jonesco, pun menyambut baik adanya game ini.
Permainan ini pun disebut "exergames" atau video game yang melibatkan aktivitas fisik. Sebelumnya juga ada exergame, yaitu Nintendo Wii Fit yang dirilis tahun 2007. Namun, Pokemon Go dianggap lebih banyak meningkatkan aktivitas fisik.
Para ahli kesehatan lainnya, Dale Bond, mengatakan, Pokemon Go membuat para pemainnya secara tidak langsung sedang olahraga.
"Semakin lama Anda bergerak, semakin banyak kalori yang akan terbakar dan akan memberikan kesehatan secara keseluruhan," kata Bond.
Meski demikian, pemain Pokemon Go juga diingatkan untuk tidak menatap ponsel terlalu lama karena bisa menyebabkan ketegangan leher dan nyeri otot jika main berlebihan. Hati-hati pula ketika sedang mengejar karakter Pokemon di ruangan terbuka, seperti saat menyeberang jalan.
(Dian Maharani/kompas.com)