Intisari-online.com - Dalam soal IPS kelas X halaman 134 memuat soal berjudul "Menurut kalian mengapa terdapat kemiskinan?"
Nah, kali ini Intisari Online akan membantu memberikan jawaban soal di atas.
Jawaban:
Kemiskinan adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, dan pendidikan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri individu maupun dari lingkungan sosial dan ekonomi.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab kemiskinan yang umum terjadi:
1. Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu, seperti sikap, kepribadian, konsep diri, motif, persepsi, pengalaman, dan keterampilan.
Faktor-faktor ini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengembangkan potensi diri, mencari peluang, dan mengatasi tantangan hidup.
Misalnya, seseorang yang memiliki sikap malas, pesimis, tidak gigih, tidak berminat belajar, dan tidak terampil akan sulit untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Sebaliknya, seseorang yang memiliki sikap rajin, optimis, gigih, berminat belajar, dan terampil akan lebih mudah untuk mencapai kesuksesan.
2. Faktor eksternal.
Baca Juga: Sedikit dari Kisah Bung Hatta, Apa yang Patut Dicontoh dari Beliau?
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, seperti kondisi alam, lingkungan sosial, sistem politik, kebijakan pemerintah, dan situasi ekonomi.
Faktor-faktor ini mempengaruhi kesempatan dan akses seseorang untuk memperoleh sumber daya, fasilitas, dan layanan publik yang berkualitas.
Misalnya, seseorang yang tinggal di daerah terpencil, bencana alam, konflik sosial, korupsi, diskriminasi, dan krisis ekonomi akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, seseorang yang tinggal di daerah maju, aman, damai, adil, dan sejahtera akan memiliki peluang yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Soal:Berdasarkan berbagai sumber, kalian dapat mencari tentang bagaimana standar mengukur kemiskinan?
Jawaban :
Standar mengukur kemiskinan adalah suatu kriteria atau ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang atau kelompok orang termasuk dalam kategori miskin atau tidak.
Standar ini dapat berbeda-beda tergantung pada negara, lembaga, atau perspektif yang menggunakannya.
Berikut adalah beberapa standar yang umum digunakan dalam mengukur kemiskinan:
- Standar garis kemiskinan absolut. Standar ini didefinisikan sebagai jumlah uang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti makanan, air, dan tempat tinggal.
Standar ini biasanya ditetapkan oleh Bank Dunia dengan menggunakan nilai 1,9 dolar AS per hari per orang. Standar ini bersifat global dan tidak mempertimbangkan perbedaan biaya hidup antara negara-negara.
Baca Juga: Temukan Kelebihan Dan Kelemahan Dari Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
- Standar garis kemiskinan relatif. Standar ini didefinisikan sebagai proporsi penduduk yang memiliki penghasilan di bawah rata-rata atau median penghasilan nasional.
Standar ini bersifat lokal dan mempertimbangkan perbedaan tingkat kesejahteraan antara negara-negara. Misalnya, di Uni Eropa, standar ini ditetapkan sebesar 60% dari median penghasilan nasional.
- Standar multidimensional poverty index (MPI). Standar ini mengukur kemiskinan melalui beberapa dimensi seperti kesehatan, pendidikan, dan standar hidup.
MPI memberikan gambaran yang lebih lengkap dan komprehensif tentang kemiskinan daripada standar garis kemiskinan.
MPI dikembangkan oleh Oxford Poverty and Human Development Initiative (OPHI) dan PBB dengan menggunakan 10 indikator yang mencakup tiga dimensi⁴. Indikator-indikator tersebut adalah:
- Kesehatan: kematian anak, gizi buruk - Pendidikan: tidak sekolah, tidak tamat sekolah dasar - Standar hidup: tidak memiliki listrik, air bersih, sanitasi, bahan bakar memasak, lantai, aset
Di Indonesia, standar mengukur kemiskinan yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah standar garis kemiskinan absolut dengan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).
Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Garis kemiskinan absolut di Indonesia terdiri dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non-makanan (GKNM).
GKM merupakan nilai pengeluaran minimum untuk kebutuhan makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita per hari.
Baca Juga: Bagaimana Analisis Manfaat Apa yang Dapat Kalian Dapatkan, dari Wabah Tifus di Cirebon
GKNM merupakan nilai pengeluaran minimum untuk kebutuhan non-makanan berupa perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
Selain itu, BPS juga menggunakan beberapa indikator lain untuk mengukur kedalaman dan keparahan kemiskinan, yaitu:
- Tingkat kemiskinan (P0), yaitu proporsi penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
- Kedalaman kemiskinan (P1), yaitu rata-rata selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan.
- Keparahan kemiskinan (P2), yaitu rata-rata dari kuadrat selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan.
BPS juga menggunakan 14 kriteria masyarakat miskin berdasarkan kondisi tempat tinggal, fasilitas sanitasi, sumber penerangan, sumber air minum, kepemilikan aset, dan status pekerjaan. Kriteria-kriteria tersebut adalah:
- Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang
- Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/ bambu / kayu murahan
- Jenis dinding tempat tinggal dari bambu / rumbia / kayu berkualitas rendah / tembok tanpa diplester
- Tidak memiliki fasilitas buang air besar / bersama-sama dengan rumah tangga lain
- Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik
- Sumber air minum rumah tangga dari sumur tidak terlindung / mata air tidak terlindung / sungai / danau / sawah
- Tidak memiliki alat komunikasi (telepon, handphone, internet)
- Tidak memiliki alat transportasi (sepeda, sepeda motor, mobil)
- Tidak memiliki alat hiburan (radio, televisi, kaset/CD/DVD player)
- Tidak memiliki alat rumah tangga (kulkas, mesin cuci, AC, kompor gas)
- Tidak memiliki tabungan / investasi (emas, deposito, saham)
- Kepala rumah tangga tidak tamat SD
- Kepala rumah tangga bekerja sebagai buruh tani / buruh nelayan / buruh bangunan / pembantu rumah tangga / penjaga
- Jumlah anggota rumah tangga lebih dari 5 orang
Soal :Dengan angka kemiskinan yang semakin tinggi, menurut kalian, bagaimana cara mengatasi kemiskinan yang merupakan bagian dari masalah ketimpangan sosial? Berikan pendapat kalian tentang solusi mengatasi masalah ini, setidaknya empat solusi.
Jawaban:
Untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, masyarakat sipil, maupun individu. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial:
1. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan.
2. Menciptakan lapangan pekerjaan yang inklusif dan berkelanjutan
3. Meningkatkan perlindungan sosial.