Intisari-Online.com - Puluhan ribu ikan mati dan terdampar di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11/2015). Penyebabnya adalah gas beracun yang berasal dari sungai-sungai di Jakarta yang tercemar.
Total, sekitar 750 kilogram ikan-ikan mati tersebut diangkut dari pantai menuju ke tempat pembuangan sampah untuk dibakar.
Ikan-ikan mati tersebut ditemukan pertama kali oleh kepolisian dari Direktorat Pol Air Polda Metro Jaya pada Senin pagi.
Saat itu, kepolisian sedang melakukan patroli dan melihat kejanggalan kematian dari puluhan ribu ikan di sepanjang Pantai Ancol.
Dua hari sebelum ikan-ikan di laut Ancol mati, air laut di sekitaran pantai berubah. Warna air laut terbagi menjadi dua, yakni cokelat dan bening.
Fenomena tersebut berlangsung selama dua hari hingga hari Minggu 29 November 2015.
"Perbedaannya kontras. Biasanya warnanya kan bening. Nah ini kayak ada garis pemisahnya," kata Kasubdit Gakkum Direktorat Pol Air Polda Metro Jaya Komisaris Edi Guritno, Jakarta, kemarin.
Lumpur Beracun
Pemprov DKI Jakarta ikut turun tangan dalam meneliti fenomena tersebut. Lewat Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI, pemerintah mencoba membedah permasalahan yang dianggap fenomena tahunan tersebut.
Kepala Bidang Perikanan Dinas KPKP Liliek Litasari mengungkapkan air laut di Ancol sudah terkontaminasi sejak Jumat (27/11/2015).
Kemarau panjang yang disusul hujan deras pada hari Jumat hingga Minggu membuat lumpur di muara sungai di Jakarta teseret arus ke laut.
"Ini fenomena rutin setiap habis kemarau panjang lalu hujan. Fenomenanya, lumpur ikut ke laut. Lumpur ada limbahnya yang mengandung H2S (Hidrogen Sulfida), semacam gas beracun," kata Liliek.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR