Contoh Bahasa dan Tradisi Sunda, yang Tidak Cuma Bandung Saja

Ade S

Editor

Warga bersiap menumbuk 20 kuintal padi dalam perayaan Seren Taun 22 Rayagung 1955 Saka Sunda di Kelurahan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (22/7/2022). Beras hasil penumbukan kemudian dibagikan kepada masyarakat.
Warga bersiap menumbuk 20 kuintal padi dalam perayaan Seren Taun 22 Rayagung 1955 Saka Sunda di Kelurahan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (22/7/2022). Beras hasil penumbukan kemudian dibagikan kepada masyarakat.

Intisari-Online.com -Suku Sunda adalah salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Mereka memiliki bahasa dan tradisi yang khas dan beragam.

Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa contoh bahasa dan tradisi Sunda, yang tidak hanya ada di Bandung, tapi juga di daerah lain di Jawa Barat dan Banten.

Bahasa Sunda memiliki beberapa dialek, seperti Sunda Banten, Sunda Selatan, Sunda Utara, Sunda Tengah Timur, Sunda Timur Laut, dan Sunda Tenggara.

Masing-masing dialek memiliki ciri khas tersendiri dalam pengucapan, kosakata, dan tata bahasa.

Tradisi Sunda juga sangat beraneka ragam, mulai dari Seren Taun, Upacara Tingkepan, Pesta Laut, Sepitan atau Sunatan, Papandangan, hingga Tari Jaipong.

Semua tradisi ini menunjukkan nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh orang Sunda.

Asal Usul Suku Sunda

Salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda, yang sebagian besar tinggal di Provinsi Banten dan Jawa Barat.

Sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah orang Sunda di Indonesia hampir mencapai 37 juta jiwa.

Dalam Suma Oriental, sebuah catatan Portugis, orang Sunda digambarkan sebagai orang yang optimis, ramah, sopan, riang, dan bersahaja.

Baca Juga: Metode Dakwah Sunan Gunung Jati, Sosok Penyebar Islam di Tanah Sunda

Sunda merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu sund atau sudsha, yang artinya terang, bersinar, putih, atau berkilau.

Kata Sunda juga terdapat dalam bahasa Bali dan Jawa Kuno, yang memiliki makna bersih, suci, murni, tak bernoda, dan tak tercela.

Bahasa Suku Sunda

Orang Sunda menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari untuk berkomunikasi.

Meskipun mengalami modernisasi, generasi muda masih melestarikan bahasa Sunda.

Bahasa Sunda memiliki beberapa dialek, antara lain:

  1. Sunda Banten: Dialek bahasa Sunda yang dipakai oleh masyarakat Banten.
  2. Sunda Selatan: Dialek bahasa Sunda yang digunakan oleh orang Priangan, misalnya Sumedang, Tasikmalaya, Cimahi, Garut, dan Bandung.
  3. Sunda Tengah Timur: Dialek bahasa Sunda yang dipakai oleh masyarakat Kuningan dan Majalengka.
  4. Sunda Tenggara: Dialek bahasa Sunda yang digunakan oleh masyarakat Banjar, Ciamis, bahkan hingga beberapa daerah di Jawa Tengah.
  5. Sunda Timur Laut: Dialek bahasa Sunda yang digunakan oleh masyarakat Kuningan dan Cirebon.Sunda Utara: Dialek bahasa Sunda yang dipakai oleh orang Bogor dan masyarakat di wilayah pantai utara.
Tradisi Suku Sunda

Suku Sunda memiliki banyak tradisi yanag masih dilestarikan hingga saat ini. Beberapa tradisi suku Sunda adalah:

1) Tari Jaipong

Tari Jaipong adalah tari yang pertama kali muncul di suku Sunda.

Baca Juga: Misteri Maung Bodas, Sosok Macan Putih Gaib yang Menjadi Khadam Prabu Siliwangi, Sesakti Apa?

2) Seren Taun

Tradisi ini dilakukan setelah panen selesai. Masyarakat mengangkut padi dari sawah ke Leuit atau lumbung dengan menggunakan Rengkong yang sudah kuno. Mereka juga diiringi dengan musik dari petani.

3) Pesta Laut

Tradisi ini dilakukan di pantai, seperti Pelabuhan Ratu dan Pangandaran. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah ikan yang melimpah.

4) Upacara Tingkepan

Tradisi ini dilakukan saat ada anggota keluarga yang hamil tujuh bulan. Tradisi ini bertujuan agar ibu dan janin selamat sampai hari kelahiran.

Tingkepan berarti tertutup. Artinya tidak ada hubungan badan sampai 40 hari setelah lahiran.

5) Papandangan

Tradisi ini menunjukkan jiwa sosial orang Sunda yang tinggi.

Dalam tradisi ini, warga memasak makanan tradisional dalam jumlah banyak. Kemudian mereka mengundang kerabat dan tetangga untuk makan bersama.

6) Sepitan atau Sunatan

Tradisi ini bertujuan agar anak laki-laki menjadi terbersih dari segala kotoran. Untuk anak perempuan biasanya sepitan dilakukan saat masih bayi.

Demikianlah beberapa contoh bahasa dan tradisi Sunda yang masih dilestarikan hingga saat ini. Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran tentang kekayaan budaya suku Sunda.

Kisah #MencariIndonesia #KitaDigdaya merupakan bagian tema histori, biografi, dan tradisi untuk perayaan 60 tahun Intisari.

Baca Juga: Menertawakan Perbedaan dengan Cinta, Inilah Beberapa Stereotipe Lucu dari Suku-suku di Indonesia, Setuju?

Artikel Terkait