Intisari-Online.com- Banyak hal ditempuh untuk menanggulangi permasalahan sampah plastik yang makin menggunung jumlah pertahunnya. Betapa tidak, sampah plastik membutuhkan waktu setidaknya 1000 tahun untuk terurai di dalam tanah.
Selain gerakan diet sampah plastik, nyatanya pengurangan jumlah sampah plastik ini juga berpengaruh pada energi bumi. Fakta mencengangkan menyebutkan bahwa 17 juta barel minyak bumi dibutuhkan untuk produksi botol plastik dalam satu tahun. Jumlah itu cukup untuk konsumsi bahan bakar 1 juta mobil.
Untungnya, para ilmuwan di Jepang telah menemukan bentuk bakteri yang dapat mencerna pada botol air plastik, temuan ini diharapkan dapat digunakan untuk mengurangi sekitar 311 juta ton plastik yang diproduksi setiap tahunnya di seluruh dunia.
Botol plastik yang berisi polyethylene terephthalate, atau PET-- bahan plastik yang juga ditemukan dalam banyak produk lainnya, seperti pakaian poliester, botol soda, dan bola tenis. PET baik digunakan untuk produk tetapi membawa dampak mengerikan bagi lingkungan, karena sampai sekarang diyakini tidak dapat dicerna oleh mikroba, yang berarti tidak bisa terurai. Sebagian besar polusi di laut terbuat dari PET.
Tapi tim peneliti di Jepang telah mengidentifikasi spesies bakteri yang mampu mendegradasi plastik menggunakan dua kunci enzim yang memecah PET dan menggunakannya untuk berkembang. Proses ini sangat lambat (butuh 6 minggu untuk benar-benar menurunkan kadar PET) tapi penemuan ini menarik karena membawa secercah harapan bagi para ilmuwan untuk “mengembalikan” produk plastik ke alam.
(Charlotte Alter/ Time)