Intisari-Online.com - Bahan kimia beracun yang dibuang ke laut datang kembali menghantui kita dalam ikan-ikan atau mahkluk laut yang kita konsumsi. Menurut penelitian, ikan-ikan tersebut kemudian mengkontaminasi sistem imun dalam tubuh kita. Para ilmuwan memberi peringatan terutama pada orang tua yang memiliki bayi yang baru lahir, karena sangat beresiko terkontaminasi racun dalam ikan yang dikonsumsi oleh ibu si bayi yang akan mempengaruhi kualitas dan produksi ASI. Selain itu, mekanisme pertahanan tubuh bayi belum sepenuhnya berkembang.
Polutan yang terdapat dalam sel-sel tubuh bertindak sebagai “penghalang” untuk mengeluarkan racun. Tentu saja yang berpotensi membahayakan. Contoh dari zat berbahaya -- termasuk DDT, atau PCB terdapat pada bagian dalam tuna yellowfin oleh para ilmuwan di Scripps Institution of Oceanography, San Diego. Amro Hamdoun, seorang profesor di Scripps dan penulis utama makalah tentang penelitian dalam Journal Science Advance, mengatakan "Ketika kita makan ikan yang terkontaminasi, kita bisa mengurangi efektivitas sistem pertahanan penting dalam tubuh kita,". Di antara yang paling berisiko adalah bayi yang baru lahir, karena zat beracun yang mengkontaminasi ASI ibu mereka. Profesor Hamdoun menambahkan, sebenarnya di dalam usus kita terdapat P-gp yaitu semacam protein untuk menjaga hal-hal yang berbahaya dari makanan yang dikonsumsi. Namun, bayi di usia enam bulan pertama memiliki tingkat P-gp yang relatif rendah di usus. " Ikan laut memang harus tetap dikonsumsi karena kandungan dan manfaat yang dimiliki, namun zat beracun yang terpapar dalam ikan dan mahkluk laut lainnya itu tergantung dengan seberapa sering juga kita mengonsumsinya, bukan?
(Ian Johnston/Independent.co.uk)