Intisari-Online.com – Luar angkasa dengan luas yang seakan tidak terhingga menjadi tempat yang harus dijelajahi agar manusia dapat memahami alam semesta. India menjadi sebuah negara yang ingin berpartisipasi dalam ekplorasi menuju angkasa dengan misi yang akan mereka lakukan di bulan Mei 2016 ini.
Persiapan telah matang, dan peluncuran pesawat India tersebut dilakukan oleh lembaga dari negara mereka yang bernama Indian Space Research Organization (ISRO). Negara tersebut merancang sebuah pesawat yang dapat digunakan kembali melalui pengisian bahan bakar. Sebelumnya seorang pria kelahiran Afrika Selatan telah meluncurkan jenis pesawat tersebut melalui perusahan SpaceX .
Apakah India akan menjadi perwakilan negara Asia pertama dalam peluncuran pesawat antariksa yang dapat digunakan kembali? Pada tanggal 15 Mei para ilmuwan telah melakukan proses dari penyelesaian tes model dari pesawat mereka. Seperti yang dilansir dari techtimes.com, pesawat tes tersebut berukuran seperti mobil SUV yang lebih kecil enam kali dibandingkan pesawat aslinya.
Reusable Launch Vehicle – Technology Demonstrator atau RLV-TD akan diterbangkan untuk mengecek dan mengevaluasi proses pendaratan beserta teknologinya. Para ilmuwan akan menerbangkan pesawat 175 ton tersebut untuk mendarat di Teluk Bengal.
Seperti yang dilansir dari timesofindia.com, pesawat tersebut digerakkan oleh pendorong spesial melalui bahan bakar padat untuk mencapai 70 kilometer menuju atmosfir dari tempat awal. Setelah itu pendorong-pendorong kecil akan membantu kendaraan tersebut untuk menavigasi posisi mendarat yang telah ditentukan.
Indian Express mengatakan bahwa ilmuwan di ISRO percaya bahwa mereka dapat mengurangi sepuluh kali biaya peluncuran berbagai hal ke angkasa apabila teknologi penggunaan ulang dapat berhasil. Mengurangi 2,000 dolar (sekitar 26 juta rupiah) per kilogram, Apabila berjalan dengan lancar, RLV-TD akan meluncur dan mencatat sejarah baru di India. Mereka menerbangkan pesawat antariksa pertamanya pada momentum ini.
Versi akhir dari pesawat ini akan tercipta sekitar 10-15 tahun karena perencanaan roket yang dapat digunakan kembali pada pesawat dianggap tidak mudah. Pihak ISRO juga mengatakan bahwa ini adalah langkah kecil dalam lompatan besar Hanuman. Bagaiamnana dengan Indonesia? Kita telah menerbangkan satelit dan memiliki program luar angkasa sendiri, lantas kapan kita dapat menerbangkan roket beserta awaknya? Mari kita tunggu masa depan tersebut dengan berbagai kontribusi yang dapat dilakukan sesuai bidangn masing-masing.