Intisari-Online.com – Seekor bangkai ikan paus ditemukanterdampar di pantai daerah Pulau St. George, Alaska pada tahun 2014 silam. Menurut popsci.com, para peneliti Jepang yang menemukannya mengira mahluk tersebut adalah ikan berparuh bernama Baird. Ternyata mereka sadar bahwa ikan itu memiliki bentuk kepala yang berbeda, warna lebih tua, dan keseluruhan tidak bisa mengidentifikasinya. Lantas ikan apa itu?
Sejak dahulu kala, pemburu paus Jepang selalu membicarakan ikan berparuh seperti Baird akan tetapi memiliki tubuh yang lebih kecil dan gelap. Mereka memanggilnya dengan nama karasu atau gagak. Deskripsi mamalia laut tersebut dapat dibilang sama dengan apa yang ditemukan dua tahun itu. Apakah karasu telah ditemukan?
Penemuan yang berada di Samudra Pasifik itu diteruskan oleh Phillip Morin dari NOAA yang berdomisili di California, Amerika Serikat pada tahun 2016 ini. Dari bangkai yang ditemukan, Morin bersama timnya mengambil sampel untuk menyimpan dan membandingkan sebagai uji coba. Bersama berbagai tim yaitu Institusi Smithsonian yang menyediakan tulang, Museum Sejarah Alam Los Angeles, dan SMA Unalaska di Alaska, tim tersebut melakukan sebuah penelitian.
Hasilnya adalah rilisan jurnal di Marine Mammal Science yang menghasilkan jalan menuju penamaan spesies baru.
“Cukup menarik apabila kita berpikir di tahun 2016 ini, kita masih menemukan berbagai hal di dunia kita. Bahkan mamalia yang memiliki panjang 20 kaki lebih.” Ungkap Morin saat ditanyakan oleh National Geographic Amerika Serikat.
Seperti yang dibilang oleh Morin, masih banyak yang perlu dicari, dieksplorasi, dan diketahui. Mengingat laut merupaka massa air luas yang belum terjamah sepenuhnya, tidak heran ada spesies baru yang bisa ditemukan seperti karasu.
(popsci.com/nationalgeographic.com/sciencedaily.com)