Ia menggunakan metode "sweeping" atau penyisiran desa-desa dengan menembaki siapa saja yang dicurigai tanpa pengadilan.
Juga melakukan penyiksaan, pemerkosaan, pembakaran rumah, dan penghancuran tanaman.
Pembantaian Westerling menimbulkan kemarahan dan kebencian rakyat Indonesia terhadap Belanda.
Pemerintah Indonesia menuntut agar Westerling diadili sebagai penjahat perang, tetapi Belanda menolaknya.
Bahkan, Westerling mendapat dukungan dari sebagian kalangan militer dan politik Belanda yang ingin mempertahankan koloninya.
Pada tahun 1950, setelah Indonesia merdeka secara resmi, Westerling mencoba melakukan kudeta dengan membentuk sebuah organisasi rahasia bernama Angkatan Perang Ratu Adil (APRA).
Ia berusaha menggulingkan pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dipimpin oleh Presiden Sukarno dan mengembalikan kekuasaan Belanda.
Namun, upaya kudeta ini gagal karena ditentang oleh pasukan Indonesia dan Belanda sendiri.
Westerling berhasil melarikan diri ke Singapura dan kemudian ke Belgia dengan bantuan dari pihak-pihak tertentu di Belanda.
Ia tidak pernah diadili atas kejahatan-kejahatannya dan meninggal pada tahun 1987 di Purmerend, Belanda.
Raymond Westerling adalah salah satu sosok paling dibenci dalam sejarah Indonesia.
Baca Juga: Sosok Ini Ternyata Punya Peran Penting Dalam Keputusan Soeharto Mundur Sebagai Presiden
Bahkan dianggap sebagai simbol dari penjajahan dan kekejaman Belanda terhadap rakyat Indonesia.
Namun, ia juga merupakan contoh dari keteguhan dan keberanian seorang prajurit yang berjuang untuk negaranya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR