Intisari-Online.com - Meski bertujuan untuk memajukan kantornya, tanpa sadar, seorang karyawan bisa saja menjadi public enemy di kantor. Nah, bila itu terjadi, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan bila menjadi public enemy di kantor menurut psikolog Rima Olivia dari Ahmada Consulting.
Pertama, bersikap “I’m not here to make friends” alias fokus bekerja dan tidak berusaha memperbaiki keadaan. “Tindakan ini tidak ada baiknya, termasuk negative believe yang limiting.” Apalagi, lanjut pemilik akun Twitter @rima_olivia ini, pada dasarnya setiap orang bisa berteman.
“Tindakan tersebut justru mencegahnya untuk membangun persahabatan tulus. Hanya dengan positive believe yang kuat, seseorang mampu membangun pertemanan. Jadi, keyakinan positif tersebut bisa menjadi pancaran atau ‘radiasi’ yang membuat seseorang mendekat dan nyaman dengan dia.”
Kedua, bersikap “Keep your friend close and enemies even closer” atau berteman dengan kawan, dan bersahabat dengan orang yang menjadi musuh kita. “Nah, ini juga termasuk negative atau limiting belief. Padahal, bila Anda berpikir Anda tidak punya musuh, maka musuh itu tidak akan pernah ada dalam internal reality Anda. Saya pribadi menganggap semua orang adalah teman. Kalau dia enggak baik sama saya, itu urusan dia,” jelas Rima sambil tersenyum.
Membenci dan bermusuhan, papar Rima, adalah entropi dalam diri yang menguras kemampuan berproduksi dan mencegah kita jadi bahagia. “So, saya tidak akan memberi ruang dalam diri saya untuk meyakini bahwa saya punya musuh. Kalaupun ini dianggap strategi, ini adalah strategi yang elegan sekali.”
Lagi pula, akan lebih baik bila kita menghadapi orang yang memusuhi kita dengan compassion alias kasih sayang. “I only have love and I am able to forgive. Orang itu tidak layak dibenci, ia hanya terluka, ia hanya tidak bahagia di dalam dirinya. Jika kita tahu cara mencintainya, dia akan ‘sembuh’,” ujar Rima mencontohkan.
Anda pun tak perlu repot-repot mencari tahu mengapa Anda menjadi public enemy. “Tidak semua orang harus menyukai kita. Lagi pula, it’s not our job to make people like us. Bila tidak suka, tidak cocok, dan tidak senang menghabiskan waktu bersama, bukan berarti harus benci.”
Bagaimana bila semua orang sudah telanjur antipati? “Lihat ke ‘dalam’, apa pikiran-pikiran jahat dan prasangka negatif yang Anda pelihara, lalu apa yang Anda yakini?” tegas Rima. Tindakan yang bisa Anda ambil seandainya Anda adalah public enemy adalah tidak menyiram bensin di atas api, demikian istilah yang tepat.
“Anda bersikap baik saja dan lakukan tugas dengan baik. Lalu, beri maaf. Nah, Anda tidak usah menjadi penjilat, melainkan ‘jilat’ diri sendiri alias ‘jilati’ luka hati yang membuat kita merana sehingga kita mengeluarkan aura negatif yang membuat orang tidak menyukai Anda.”
Rima mengingatkan bahwa musuh hanya perkara pola pikir Anda. “Ubahlah pola pikir Anda dan ingat Anda bisa mengubah dunia hanya dengan mengubah pola pikir Anda. Jadi, ubahlah diri Anda terlebih dahulu, barulah Anda bisa mengubah orang lain,” pungkas psikolog yang aktif menulis di www.ahmadaconsulting.com ini.
(Soca Husein/tabloidnova.com)