Intisari-Online.com - Pensiun dalam keadaan keuangan sudah mapan, menurut perencana keuangan Fauziah Arsiyanti SE, MM, ChFC dari Fahima Advisory, bukan hal yang mustahil dilakukan.
Investasi sendiri, menurut Zizi, panggilan Fauziah, terbagi menjadi tiga, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Ketiga kategori ini biasanya memiliki “penggemar” sendiri sesuai usianya, meski itu bukan hal yang mutlak. Mari kita simak penjelasan Zizi tentang investasi apa yang tepat dilakukan untuk usia 20-a, 30-an, dan 40-an.
Usia 20-an
Semakin muda usia seseorang, umumnya disarankan untuk mengambil investasi dengan kategori agresif, meski ada pula yang memilih kategori konservatif. Sebab, yang bersangkutan dianggap usianya masih panjang. Sehingga, seandainya investasinya jatuh secara signifikan, dia masih punya kesempatan untuk bangkit lagi. Tak heran, banyak anak muda yang memiliki portofolio investasi di saham, campuran, mungkin ada pula sedikit obligasi.
Diakui Zizi, pada rentang usia ini, mendapatkan penghasilan sendiri merupakan hal baru, sehingga menjadi konsumtif adalah hal yang lazim terjadi. Memperkenalkan kebiasaan berinvestasi pada mereka pun harus pelan-pelan dan dengan cara yang mereka sukai, sehingga tidak merasa terpaksa melakukannya. “Ini, kan, sama saja seperti menyimpan uang lalu dikunci, tidak tahu kapan boleh dibuka. Jadi seperti di awang-awang.”
“Tidak perlu menabung secara ketat, karena biasanya yang terlalu ketat malah gampang berantakan. Menabung secara kecil-kecilan seperti di reksadana Pasar Uang atau reksadana Pendapatan Tetap juga bisa. Kalau punya uang agak banyak, misalnya Rp5 juta, bisa memilih Obligasi Ritel Indonesia (ORI),” paparnya.
Bila kesulitan menyisihkan dana tabungan ketika masih muda, memanfaatkan program bank di mana uang tabungan langsung dipotong dari rekening dalam jangka waktu tertentu juga bisa dipilih.
Ia menambahkan, berinvestasi pada usia muda juga perlu melihat tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, mengenali karakter diri sendiri juga penting. “Jangan sampai baru saja mulai investasi, karena tidak sabar atau khawatir lalu dijual,” ujar Zizi. Memilih berinvestasi properti pun, menurutnya, sah-sah saja dilakukan pada rentang usia ini. “Perlu diingat bahwa uang muka untuk properti biasanya 30 persen. Kalau memang ada uang untuk membayar uang muka, bukan meminjam, boleh saja. Malah, bagus banget sudah memikirkan properti sejak dini.”
Nah, bila tak ada uang untuk membayar uang muka, Zizi menyarankan untuk mulai menabungnya jauh-jauh hari dalam bentuk logam mulia (LM). “Beli LM setiap bulan sedikit demi sedikit, misalnya 2-3 gram. Makin lama, harganya bisa terus naik dan ketika sudah terkumpul banyak, bisa dijual untuk dijadikan uang muka rumah. LM relatif aman karena harganya sulit turun.”
(Hasuna Daylailatu/tabloidnova.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR