Pasukan kedua tiba bulan Oktober dipimpin Pangeran Mandurareja yang merupakan cucu dari Ki Juru Martani.
Total semuanya adalah 10.000 prajurit. Perang besar terjadi di Benteng Holandia.
Pasukan Mataram mengalami kehancuran karena kurang perbekalan.
Menanggapi kekalahan ini Sultan Agung bertindak tegas, pada bulan Desember 1628 ia mengirim algojo untuk menghukum mati Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja.
Pihak VOC menemukan 744 mayat orang Jawa berserakan dan sebagian tanpa kepala.
Seolah tak mau mati penasaran, Sultan Agung kemudian mengirim serangan kedua.
Pasukan pertama dipimpin Adipati Ukur berangkat pada bulan Mei 1629, sedangkan pasukan kedua dipimpin Adipati Juminah berangkat bulan Juni.
Total semua 14.000 orang prajurit.
Kegagalan serangan pertama diantisipasi dengan cara mendirikan lumbung-lumbung beras tersembunyi di Karawang dan Cirebon.
Namun pihak VOC yang menggunakan mata-mata berhasil menemukan dan memusnahkan semuanya.
Hal ini menyebabkan pasukan Mataram kurang perbekalan, ditambah wabah penyakit malaria dan kolera yang melanda mereka, sehingga kekuatan pasukan Mataram tersebut sangat lemah ketika mencapai Batavia.
Walaupun kembali mengalami kekalahan, serangan kedua Sultan Agung ini berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan timbulnya wabah penyakit kolera melanda Batavia.
Gubernur jenderal VOC yaitu J.P. Coen meninggal menjadi korban wabah tersebut.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR