Intisari-Online.com - Ada berbagai macam sektor pekerjaan yang ada di Indonesia, dari mulai sektor industri, telekomunikasi, hingga jasa. Namun, sektor yang satu ini sepertinya ‘sepi’ peminat alias tidak begitu diminati oleh banyak anak muda di Indonesia. Sektor tersebut adalah pertanian. Begitulah temuan yang diungkapkan oleh The Smeru Research Institute dalam sebuah diskusi bertajuk “Hidup di Tengah Gejolak Harga Pangan”, di Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Menurut peneliti senior The Smeru Research Institute, Rachma Indah Nurbani, ada beragam alasan mengapa banyak anak muda di Indonesia enggan menggeluti sektor pertanian, dari mulai gengsi hingga mengidam-idamkan kerja di kantoran.
“Ini menarik, sebab dari responden yang kami teliti, yakni mereka yang berusia15-20 tahun rupanya kurang mau untuk bekerja di sektor pertanian. Ada yang alasan takut kulitnya hitam, gengsi, dan alasan-alasan lainnya” ujar Rachma.
Penelitian ini, jelas Rachma, dilakukan terhadap sekitar 60 orang responden berusia 15-20 tahun baik menggunakan metode focus group discussion maupun wawancara mendalam di 3 desa di Indonesia. Desa tersebut antara lain Desa Gandasari (Bekasi, Jawa Barat), Desa Cibulakan (Cianjur, Jawa Barat), dan Desa Simpang Empat (Banjar, Kalimantan Selatan). Mereka umumnya adalah anak-anak dari petani di desa-desa tersebut. Penelitian ini pun dilakukan dengan metode kualitatif dan berlangsung secara longitudinal, atau selama kurun waktu 4 tahun berturut-turut.
Selain alasan gengsi dan mengidamkan kerja di kantoran, para responden ini juga menganggap jika sektor pertanian bukanlah pekerjaan yang menjanjikan. Sebab, harga komoditas cenderung tak adil serta infrastruktur pertanian seringkali alami kerusakan tanpa adanya perbaikan yang menyeluruh.
“Untuk itulah, para responden ini lebih senang bekerja di sektor non pertanian karena dianggap dapat memberikan kehidupan yang lebih baik” tambah Rachma.
Meski demikian, menurut Rachma, beberapa responden berharap supaya pemerintah dapat menyediakan sekolah-sekolah pertanian lebih banyak di seluruh Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak petani bisa masuk ke sana sehingga bisa menjadi petani yang handal.
“Ada yang mengusulkan supaya pemerintah memperbanyak sekolah pertanian supaya minat terhadap sektor ini tumbuh. Ini adalah ide yang bisa dipertimbangkan oleh pemerintah” ujar Rachma.