Kontak Senjata di Irak Pengaruhi Pelemahan Rupiah di Indonesia

Moh Habib Asyhad

Editor

Kontak Senjata di Irak Pengaruhi Pelemahan Rupiah di Indonesia
Kontak Senjata di Irak Pengaruhi Pelemahan Rupiah di Indonesia

Intisari-Online.com -Tensi kontak senjata yang meninggai di Irak ternyata berimbas terhadap pelemahan rupiah di Indonesia. Kok bisa? Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, ada dua penyebab pelemahan rupiah saat ini: antisipasi pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) dan kontak senjata di Irak.

Untuk pertemuan FOMC alias pertemuan pimpinan The Fed sendiri, Tirta Segara berharap tapering off bisa selesai lebih cepat dan ada possibility suku bungu AS akan lebih cepat. Sementara kontak senjata di Irak yang intensitasnya semakin tinggi disinyalir menyebabkan kenaikan harga minyak merangkak nakik. Hal ini, diperkirakan berimbas pada pelemakan nilai tukar rumah terhadap dolar.

"Kemarin kan (harga minyak) 107 dollar AS per barel. Ini dikhawatirkan naik lagi. Tapi sekarang nilai tukar rupiah sudah di bawah Rp12.000 (per dollar AS)," jelas Tirta.(Baca juga: Rupiah Menduduki Level Tertinggi Selama 2014)

Selain itu, Tirta juga mengungkapkan bank sentral tidak melakukan intervensi terhadap nilai tukar. BI pun tidak memiliki target spesifik capaian nilai tukar rupiah.

"Kita tidak punya target rupiah harus di level berapa. Perhatian kami adalah volatilitas, tidak boleh terlalu tajam. Intervensi hanya untuk memperhalus pergerakan nilai tukar agar volatilitas tidak tajam," ungkapnya.

Untuk informasi, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah pada Kamis siang ditutup pada posisi Rp11.916 per dollar AS. Sementara itu, pada sehari sebelumnya, Selasa (17/6), rupiah ditutup pada posisi Rp11.863 per dollar AS. (Kompas.com)