Intisari-Online.com -Sebelum masa jabatannya resmi berakhir, SBY diminta menaikkan harga BBM agar mencegah defisit APBN dan memperluas ruang fiskal bagi pemerintahan selanjutnya.(Baca juga: Kisah Subsidi yang Salah Sasaran)
Harga BBM bersubsidi di Indonesia pernah diturunkan sebanyak dua kali selama masa pemerintahan SBY. Pertama pada 2008 dan kedua sesaat sebelum pemilu 2009. Saat ini selisih harga BBM bersubsidi dengan harga keekonomian sendiri telah mencapai angka 45%. Harga minyak olahan impor adalah 11.500 rupiah per liter sedangkan harga BBM bersubsidi hanya 6.500 rupiah per liter. Melihat besarnya subsidi yang harus dibayar oleh pemerintah, SBY diminta menaikkan harga BBM antara Agustus – September ini.(Baca juga: Jika Subsidi BBM Dicabut, Masyarakat Dipaksa Berhemat)
Eric Suganda, Pengamat Ekonomi dari Standard Chartered, berpendapat bahwa SBY dan Jokowi selaku calon presiden terpilih harus bergantian menaikkan harga BBM bersubsidi. Jokowi bisa menaikkan harga BBM setelah resmi diangkat sebagai presiden atau tahun depan. Sedangkan SBY diharapkan menaikkan harga BBM maksimal Agustus agar tidak memberatkan inflasi.Kenaikan harga BBM bersubsidi ini diharapkan membantu negara karena anggaran tersebut bisa dialihkan ke sektor lain yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur dan pemberantasan kemiskinan. Oleh karena itulah SBY diminta menaikkan harga BBM agar membantu menyelamatkan perekonomian Indonesia. (kompas.com)