Coworking Space, dari Interaksi hingga Kolaborasi

Arnaldi Nasrum

Editor

Coworking Space, dari Interaksi hingga Kolaborasi
Coworking Space, dari Interaksi hingga Kolaborasi

Intisari-Online - Tidak hanya mendorong untuk bertemu dengan orang baru, Coworking Space (ruang kerja bersama) juga membuat seseorang berinteraksi bahkan berkolaborasi satu sama lain. Kini bisnis ini telah berkembang dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan.

Ruang kerja bersama adalah sebuah tempat dimana orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda berkumpul dan berbagi ruangan. Biasanya ruangan tersebut digunakan untuk keperluan kerja, meeting, workshop ataupun sekedar berdiskusi.

Aditya Hadiputra, Chief Financial Officer (CFO) Conclave, sebuah Coworking Space di Jakarta Selatan mengungkapkan, kehadiran ruang kerja bersama dapat menjadi alternatif baru dalam lingkungan kerja. Ini terutama mengenai interaksi di antara orang-orang yang ada di dalamnya. Lebih dari itu, sebenarnya ruang kerja bersama juga menjadi kantor bagi para pekerja lepas seperti freelancer dan pelaku start up. Bahkan ruang kerja bersama dapat menjadi hub bagi mereka dengan para profesional untuk bekerja sama.

Selama ini, pekerja lepas tersebut menjadikan kafe sebagai lokasi kerja mereka. Padahal, ruang kerja bersama dapat berperan lebih efektif. Yang banyak terjadi adalah tidak adanya nilai kolaborasi di antara orang-orang yang berada di kafe tersebut. Tidak ada sapa apalagi obrolan. Ini jelas berbeda dengan ruang kerja bersama yang memfasilitasi orang-orang di dalamnya untuk bertemu dan berinteraksi dengan rekan-rekan baru setiap harinya.

Agar interaksi terjalin, ruang kerja bersama memiliki host yang akan menjembatani para pengunjung untuk saling berkomunikasi. Host ini akan menjadi manusia yang mengenal semua orang dan mendorong nilai kolaborasi satu sama lain. Setidaknya, host tersebut menjadi ice breaker untuk membangun bounding di antara mereka.

Meski baru sebulan memiliki host, Conclave tidak begitu repot untuk mendorong nilai kolaborasi di antara member-nya. Melalui desain tempat, nilai kolaborasi itu dapat terbentuk. Tata letak dan konsep yang sedimikian rupa akan membuat orang-orang saling berinteraksi. Hal inilah yang dilakukan dalam lima bulan pertama di Conclave. Memang sih, di tempat manapun, jika seseorang sering bertemu dan bertatap muka, maka interkasinya akan mudah terjalin. Namun, di ruang kerja bersama, hal tersebut lebih memungkinkan terjadi.

Perlu dipahami nilai kolaborasi harus disesuaikan kondisi ruang kerja bersama yang ada. “Kalau kita masuk ke coworking space yang sepi maka value-nya akan kecil. Sebaliknya, jika member-nya banyak maka value-nya akan jadi tinggi,” ungkap Aditya.

(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Intisari Edisi September 2015)