Intisari-Online.com - Salah satu hal yang paling ditakutkan di tengah kondisi ekonomi seperti saat ini, yang oleh beberapa pihak dianggap ‘hampir krisis,’ adalah terkena PHK. Padahal, masih banyak orang Indonesia tidak tahu cara mengelola keuangan keluarga setelah terkena PHK.
Apalagi, masih banyak orang di Indonesia yang tidak terlalu peduli dengan dana darurat. Alhasil, saat tulang punggung keluarga kehilangan penghasilan, keluarga tadi tidak memiliki dana darurat yang cukup, atau bahkan tidak memiliki dana darurat sama sekali.
Dana pesangon
Lalu, bagaimana sebaiknya pengaturan keuangan keluarga saat pencari nafkah di keluarga terkena PHK sementara dana darurat tidak ada atau tidak mencukupi? Dalam kondisi tersebut, keuangan keluarga untuk sementara terpaksa bergantung pada pesangon yang diberikan perusahaan.
Tentu saja, dana pesangon tersebut tidak boleh digunakan sembarangan. Agar dana pesangon bisa mencukupi kebutuhan keuangan keluarga selama belum menemukan pekerjaan baru, buatlah prioritas penggunaan dana. Agar bisa melakukan alokasi dana secara tepat, ada empat hal yang harus Anda perhitungkan.
Pertama, berapa total dana pesangon yang Anda terima dari perusahaan. Kedua, berapa besar dana darurat alias emergency fund yang sudah dimiliki. Ketiga, berapa besar pengeluaran rutin keluarga setiap bulannya. Keempat, berapa besar sisa utang yang masih harus dibayarkan. Setelah mengetahui poin-poin tersebut, Anda bisa menyusun prioritas penggunaan keuangan keluarga selama masa tidak ada pemasukan.
Pengeluaran rutin
Kalau Anda sama sekali belum memiliki emergency fund untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama tidak memiliki pekerjaan, prioritas pertama penggunaan dana adalah untuk pos pengeluaran rutin. Besarnya sekitar enam kali pengeluaran per bulan.
Bagaimana kalau ternyata sampai lebih dari enam bulan pencari nafkah di keluarga belum menemukan pekerjaan baru? Atau, bagaimana kalau dana pesangon yang diterima mepet sehingga sulit memenuhi enam bulan dana pengeluaran rutin?
Untuk mengatasi hal-hal tersebut, cobalah menurunkan sedikit standar hidup. Misalnya, bila sebelumnya keluarga tersebut menikmati beras seharga di atas Rp10.000 per kilogram, selama masa survival bisa mengonsumsi beras yang lebih murah.
Pelunasan utang
Setelah menyisihkan dana untuk kebutuhan rutin bulanan, alokasikan juga sebagian dana untuk pembayaran utang. Bila uang pesangon yang diterima cukup besar dan keluarga tersebut masih memiliki utang konsumtif, ada baiknya lunasi segera utang tersebut. Adapun untuk utang jangka panjang, seperti KPR atau kredit kendaraan, Anda bisa menyesuaikan dengan sisa dana pesangon yang tersedia serta besar cicilan utang yang harus dibayar.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR