Intisari-Online.com - Dunia investasi mengenal jargon, “Berani rugi takut untung”. Maksudnya, untuk mendapatkan keuntungan yang besar, seseorang harus berani untuk mengambil risiko yang tinggi. Investasi memang soal risiko dan keuntungan. Namun, hal yang jauh lebih penting adalah menyiapkan keuangan yang sehat sebelum melakukan investasi. Kesiapan finansial tidak boleh disepelekan. Jika tidak, ibarat lari maraton, sebelum sampai tujuan,kita bisa saja berhenti karena cedera di tengah jalan.
Rudiyanto, seorang pengamat investasi dari Panin Asset Management mengungkapkan, sebelum menentukan instrumen investasi, penting untuk memastikan kondisi keuangan telah sehat. Untuk mengetahui kondisi keuangan telah sehat, perhatikan informasi kondisi keuangan pribadi: penghasilan, pengeluaran, harta, dan uang.
Dari informasi tersebut, lakukan beberapa perbandingan. Pertama, pastikan kita memiliki pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran. Kemudian, seseorang juga harus terhindar dari utang konsumtif. Ketiga, keuangan yang sehat juga harus memiliki dana darurat yang jumlahnya antara 3 - 12 kali pengeluaran bulanan.
Terakhir adalah memiliki uang pertanggungan asuransi yang jumlahnya sekitar 8 – 10 tahun pengeluaran ditambah biaya pendidikan anak. Nah ketika empat hal tersebut terpenuhi, maka kondisi keuangan dapat dipastikan sehat. “Ini berarti kita sudah siap untuk ke depannya,” tegas Rudiyanto.
Lantas, ketika keuangan telah sehat, silakan memilih instrumen investasi yang oke di tahun 2016. Sesuaikan dengan tujuan keuangan. Sejauh pengamatan Rudiyanto, hal-hal yang akan mempengaruhi iklim investasi di tahun 2016 adalah faktor dalam negeri seperti realisasi belanja pemerintah pada tahun 2016, stabilitas politik dalam negeri, kurs nilai tukar, perkembangan inflasi, potensi penurunan suku bunga BI, dan kinerja perusahaan pada tahun2016. Sementara faktor dari luar negeri berupa . . .
(Untuk selengkapnya, lihat Majalah Intisari Edisi Desember 2015)