Intisari-Online.com- Bagaimana interkoneksi kebangkitan bangsa-bangsa Asia dengan situasi di Indonesia?
Namun sebelum Anda mengetahui jawaban dari pertanyaanbagaimana interkoneksi kebangkitan bangsa-bangsa Asia dengan situasi di Indonesia,Anda harus tahu bahwanasionalisme dapat didefinisikan menjadi dua pengertian.
Pertama, nasionalisme merupakan paham kebangsaan yang berdasarkan kejayaan masa lalu.
Kedua, paham kebangsaan yang menolak penjajahan untuk membentuk negara yang bersatu dan berdaulat.
Dalam pengertian yang lebih modern, nasionalisme merupakan kesamaan kewarganegaraan dari semua etnis dan budaya di dalam suatu bangsa.
Perspektif nasionalisme diperlukan sebuah bangsa untuk menampilkan identitasnya.
Konsekuensi dari pergeseran definisi Nasionalisme membawa konsekuensi bahwa warga negara tidak lagi bergantung pada identitas nasional yang abstrak.
Namun lebih kepada identitas yang lebih konkret seperti pemerintahan yang bersih, negara modern, demokrasi dan perlindungan hak azazi manusia.
Kebangkitan Nasional sudah menjadi fenomena yang terjadi seluruh dunia.
Indonesia sendiri mengenal Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei.
Baca Juga: 5 Deretan Tokoh Perintis Kebangkitan Nasional Indonesia, Siapa Saja?
Latar belakang hari Kebangkitan Nasional ini adalah bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia.
Secara umum, terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya kesadaran nasionalisme berbangsa yang kemudian menimbulkan semangat untuk mencapai harapan barunya seperti kemerdekaan lepas dari belenggu penjajahan, persamaan dan kemandirian untuk menentukan kehidupan melalui negara nasionalnya.
Dalam konteks sejarah di Asia, Kebangkitan Nasional dan nasionalisme bangsa Timur lahir karena adanya reaksi dari kolonialisme dan imperialisme pada abad ke-20.
Lantas,bagaimana interkoneksi kebangkitan bangsa-bangsa Asia dengan situasi di Indonesia?
Fenomena pergerakan kebangsaan dan nasionalisme yang berkembang sejak awal abad ke-20 bukan sesuatu yang muncul begitu saja.
Interkoneksi bangsa-bangsa Asia dalam upaya menghadapi penjajah seperti komunitas Jawi di Makkah, Mahatma Gandhi di India, Sun Yat Sen di Cina, dan Jose Rizal di Filipina, sekaligus dapat menyebarkan ide-ide nasionalisme.
Sebuah ide tentang munculnya kesadaran nasional dan imajinasi tentang negara bangsa tidak hanya muncul dari individu, komunitas, atau masyarakat yang berada di tanah airnya.
Tidak jarang pemikiran tersebut justru muncul dari seseorang yang telah meninggalkan tanah airnya.
Dari mobilisasi dan pertemuannya dengan bangsa-bangsa lain lah ditemukan arti nasion dan rasa kebangsaan.
Pengalaman melintasi negara satu ke negara lain, perasaan jauh dari tanah air, dan merasakan hidup dalam lingkungan diaspora baru tidak jarang menumbuhkan perasaan yang berbeda terhadap tanah air.
Faktor yang ikut memengaruhi munculnya kesadaran kebangsaan atau nasionalisme, yakni:
Baca Juga: Daftar Tokoh Islam pada Abad ke-18, Ada 2 dari Indonesia, Siapakah?
1. Agama Islam sebagai agama mayoritas.
Islam bukan sekadar ikatan religi biasa melainkan sudah lama menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan asing khususnya bangsa Barat.
2. Penjajahan/kolonialisme oleh Belanda.
3. Pendidikan Barat telah melahirkan elit politik baru yang memiliki kesadaran bahwa mereka sebenarnya dijajah oleh Belanda.
4. Volksraad
Volksraad, lembaga perwakilan rakyat Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1918, mempertemukan elit-elit bumiputera dari berbagai daerah dan suku bangsa yang telah menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan di kalangan kaum bumiputera sekaligus kesadaran bahwa pada dasarnya mereka sama.
Itulah tadi penjelasan mengenai bagaimana interkoneksi kebangkitan bangsa-bangsa Asia dengan situasi di Indonesia.
Baca Juga:Soal Sejarah Kelas X: Siapa Pendukung Budaya Hindu-Buddha Saat Ini?
(*)