Intisari-Online.com - Studi yang dilakukan FrieslandCampina dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) pada 2011 menemukan fakta mengejutkan. Dari hasil riset ke 2.672 anak Indonesia yang tersebar di 25 provinsi, sekitar 78,4% di antaranya memiliki kualitas sarapan buruk.
Fakta lain yang juga memprihatinkan, terdapat 68,4%anak yang kuantitas/ jumlah sarapannya di bawah standar. Dengan kata lain, sekitar 7 dari 0 anak di Indonesia porsi sarapannya tidak mencukupi. Duh! Andai mereka tahu betapa pentingnya arti sarapan, mungkin akan muncul rasa sesal di dada orangtua mereka.
Pasalnya, Dr. Ir. Heryudarini Harahap, M. Kes, dari Persagi, mengungkapkan, sarapan yang baik dapat membuat anak lebih berkonsentrasi sehingga menunjang otak bekerja dengan optimal. Selain itu, sarapan juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang badan anak. Fakta berbicara, kuantitas asupan sarapan yang tidak mencukupi lebih sering ditemukan di anak bertubuh pendek ketimbang ertubuh tinggi.
Jangan lewat pukul 09.00
Sarapan harus memenuhi asupan gizi yang cukup, minimal 25% Angka Kecukupan Gizi atau lebih. “Kurang dari jumlah tersebut maka asupannya dianggap tidak mencukupi,” tegas Rini. Kualitas gizinya pun mesti seimbang, yakni harus mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Karbohidrat memberikan energi sehingga otak mampu bekerja dengan baik. Protein berperan sebagai zat pembangun untuk pertumbuhan otot dan organ anakanak.
Sementara itu, vitamin dan mineral dari sayuran dan buah berperan memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Oleh karena anak-anak sedang dalam fase tumbuh kembang, maka sangat penting bagi orangtua untuk menjaga asupan protein buah hatinya.
Kebutuhan gizi harian yang cukup melalui sarapan akan mendukungproses berpikir, belajar, dan melakukan aktivitas fisik. Untuk anak-anak di sekolah, asupan sarapan akan membantu mereka menjaga konsentrasi sehingga lebih mudah menyerap ilmu di kelas.
Sarapan yang baik harus memperhatikan jadwal/waktu. Sejauh pengamatan Rini tidak sedikit orang yang melakukan sarapan di waktu yang tidak tepat. Bahkan sarapan tersebut telah memasuki waktu peralihan menuju siang. “Sarapan yang baik adalah mengonsumsi makanan dan minuman antara pukul 05.00-09.00,” jelas Rini.
(Selengkapnya dapat dilihat di Majalah Intisari Edisi April 2016)