Akhirnya oleh Hendrik Colijn, perdana menteri sekaligus mantan perwira tentara kolonial memberikan nama Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL).
Namun ada yang menarik dengan kehidupan antara serdadu dengan perempuan-perempuan yang tinggal dalam tangsi militer.
Mantan Perwira KNIL, S.E.W. Roorda van Eysinga menyebutkan bahwa keadaannyan sangat memprihatikan.
Hubungan badan di dalam barak militer selayaknya hewan.
Mereka melakukan hubungan seksual dalam tangsi tanpa sekat-sekat yang menutup di setiap tempat tidur.
Ratusan prajurit tidur bersama gadis atau pembantu rumah tangga mereka di tempat tidur.
Bahkan tidak dipisahkan oleh tirai satu dengan lainnya.
Seorang nyai dikenal tidak menuntut banyak.
Hubungan dengan perempuan pribumi pun sederhana dan dapat diakhiri kapan saja.
Untuk memperoleh izin hidup dalam pernyaian, seorang anggota militer harus memenuhi beberapa syarat terlebih dahulu.
Untuk memiliki seorang gundik, seorang anggota tentara harus memberi bukti kelakuan baik dari perempuan
yang bersangkutan.
Baca Juga: Kisah Pria Tukang Koleksi Gundik Cantik dari Berbagai Macam Etnik
Bukti ini harus diberikan oleh pihak berwenang setempat
dan kemudian diterima secara resmi oleh panglima militer.
Jika terbukti benar, maka sang pemohon diberi izin dan secara resmi sang gundik diizinkan bergabung dengan militer dalam tangsi.
Baca Juga: Percintaan Lelaki Eropa dan Gundik Pribumi Bagai Pertemuan Langit-Bumi
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR