Mitos-mitos Seputar Hubungan Seksual (2)

K. Tatik Wardayati

Editor

Mitos-mitos Seputar Hubungan Seksual (2)
Mitos-mitos Seputar Hubungan Seksual (2)

Intisari-Online.com – Yang namanya mitos , ya pasti bukan fakta. Namun nyatanya, mitos tentang seks justru lebih banyak beredar di masyarakat ketimbang fakta. Apalagi, bila pasangan tak dibekali dengan pengetahuan seks yang cukup. Mitos pun tetap dipercaya turun temurun. Berikut ini adalah mitos-mitos seputar hubungan seksual yang pernah dimuat dalam Intisari edisi Extra Health tahun 2015, dengan judul asli tulisan Mitos-mitos yang Bergentayangan di Sisi Ranjang, dan ditulis oleh Ari F. Lukmawan.

--

Makan kambing bikin perkasa

Jangan pula percaya dengan mitos makanan yang konon bisa membuat laki-laki perkasa. “Yang paling sering kita dengar adalah daging kambing,” ujar Zoya. Padahal, menurut seksolog cantik ini, tak ada penelitian resmi bahwa mengonsumsi kambing dapat membuat laki-laki “kuat” di atas ranjang. Yang ada justru akan menaikkan kolesterol di dalam tubuh. Ujung-ujungnya malah mengakibatkan disfungsi ereksi.

Mengonsumsi bagian penis hewan kambing atau sapi juga termasuk dalam mitos. Zoya menegaskan tak ada kaitannya makan “torpedo” dengan efek kekuatan laki-laki di atas ranjang.

Begitu pula dengan penggunaan obat kuat, yang menurut Zoya hanyalah mitos belaka. Masuknya obat kuat Viagra dari luar negeri pada tahun 1990-an akhir, diakui Zoya, membuat peredaran obat kuat sejenis makin marak. Padahal, menurutnya, sebagian besar obat kuat yang beredar bukanlah obat kuat, melainkan obat anti-disfungsi ereksi. “Obat ini lebih cocok untuk orang yang punya gairah tapi tidak bisa ereksi, bukan untuk membangkitkan gairah,” tegas Zoya.

Sejauh pengalaman Zoya menerima pasien, hubungan seks suami istri sering bermasalah disebabkan penggunaan obat kuat ini. Masalah muncul karena banyak pasangan yang ingin hubungan seks mereka terpuaskan melalui penggunaan obat kuat. Padahal, diakui Zoya, permasalahan hubungan seks berkaitan erat dengan faktor psikologis dari masing-masing personal. “Masalahnya mereka ingin cepat-cepat mencari solusinya dengan menggunakan obat kuat,” tutur Zoya.

Yang justru disarankan oleh Zoya adalah buah-buahan berakhiran – berry. Ambil contoh, buah strawberry yang mengandung kalium, riboflavin, folat, vitamin B5, vitamin B6, tembaga, dan magnesium. Nutrisi tersebut terbukti sangat baik bagi kesehatan jantung, pembuluh dan sirkulasi darah. Nah, bila pembuluh darah dan sirkulasi darah sehat, maka berpengaruh pula pada fungsi seksual. Tak hanya itu, strawberry juga mengandung banyak vitamin C yang berkhasiat meningkatkan jumlah sperma.

Khasiat strawberry bertambah bila dilumuri lelehan dark chocolate. Pasalnya, dark chocolate memiliki methylxantines, zat alami yang membangunkan libido pria dan wanita. Selain strawberry, buah lain yang disarankan Zoya adalah pisang. “Pisang mengandung potasium dan enzim bromelain yang diyakini bisa meningkatkan gairah seks,” papar Zoya.

Makan taoge agar cepat hamil

Makanan lain masih diperdebatkan kebenarannya dalam hubungan seks suami-istri adalah taoge. Menurut Zoya, taoge termasuk paramitos atau parafakta, artinya masih separuh benar dan separuh salah. Kenapa disebut demikian? Taoge mengandung lebih banyak vitamin E daripada sayuran dan buah-buahan lain. Nah, vitamin E ini dibutuhkan untuk membantu proses reproduksi setelah penetrasi atau intercourse terjadi.

“Reproduksi atau pembuahan membutuhkan waktu lima jam setelah terjadinya intercourse,” jelas Zoya. Selama pembuahan ini dibutuhkan banyak sekali vitamin E, yang setara dengan 3 kg tauge. “Pertanyaannya, siapa yang mau makan 3 kg tauge dalam waktu lima jam?” tanya Zoya.

Ada pula mitos yang terdengar menggelikan, yakni sperma yang dijadikan masker wajah. Sebagian orang percaya dengan memanfaatkan protein dalam sperma dapat membuat wajah awet muda. “Sperma setelah diolesi ke wajah memang jadi kering dan terasa kencang di wajah, tapi tidak lantas membuat awet muda,” papar Zoya.

Menurut Zoya, beredarnya mitos-mitos yang tak terbukti kebenarannya ini karena kebetulan berhasil untuk satu orang. Padahal, belum tentu keberhasilan penerapannya karena mitos tersebut. Dari situ disebarkanlah ke banyak orang secara turun temurun dari waktu ke waktu. “Mitos itu gara-gara percaya apa kata orang,” ujar Zoya.

Alih-alih mudah terhasut dengan “apa kata orang”, lebih baik Anda pahami dulu tujuan sebenarnya dari hubungan seks. “Pertama adalah untuk reproduksi, kedua untuk rekreasi,” ungkap Zoya. Sehingga, inti dari hubungan seks yang berkualitas harusnya memenuhi salah satu tujuan tersebut. Bagi pasangan suami-istri tentunya kedua tujuan itu harus bisa dipenuhi dengan baik.

Sering masturbasi bikin dengkul kopong?

Bukti bahwa mitos disebarkan secara turun temurun terjadi pada mitos masturbasi. Konon katanya, bila sering masturbasi akan menyebabkan dengkul atau lutut ketika dipukul bakal terdengar suara kopong. Masih ingatkah Anda bila teman mengetok lutut Anda dan terdengar suara “tok.. tok.. “, maka ia akan meledek Anda sering bermasturbasi?

Ternyata, mitos ini berasal dari buku bertema masturbasi yang terbit pada tahun 1881 di Jerman. “Bayangkan, mitos ini berkembang sejak tahun 1800-an hingga sekarang tahun 2015,” ujar Zoya sambil tertawa lebar. “Tak ada hubungannya sama sekali antara masturbasi dengan lutut,” lanjutnya.

Sejauh ini, berbagai penelitian membuktikan bahwa masturbasi tidak berdampak pada dengkul yang berbunyi kopong.

Kiat Memperoleh Hubungan Seks Berkualitas

Bagi pasangan suami-istri, hubungan seks bukan sekadar memenuhi hasrat naluriah semata. Ada makna yang jauh lebih dalam ketimbang pemuasan nafsu. Berikut adalah kiat menggapai hubungan seks berkualitas menurut Zoya Amirin;

1. Jangan berasumsi. Dalam menjalin hubungan seks, jangan bermain dengan asumsi. Lebih baik Anda bertanya kepada pasangan tentang keinginan dan hasratnya di atas ranjang. Setelah itu, barulah adakan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan dalam hubungan seks. Yang terpenting di sini intinya adalah komunikasi antara suami dan istri.

2. Customer orientation. Bukan hanya di bisnis saja, Anda harus bersikap berorientasi customer atau pelanggan. Dalam hubungan seks, masing-masing pihak perlu memiliki customer orientation, artinya Anda harus memerlakukan pasangan bak raja atau ratu di atas ranjang.

3.Hindari kepura-puraan. Tak perlu malu-malu atau berpura-pura di atas ranjang. Yang terpenting adalah membuat pasangan nyaman dan bahagia seperti halnya dirasakan pada diri sendiri. Menurut Zoya, baik pasangan yang baru atau sudah lama menikah, masing-masing pihak harus memiliki rasa tanggung jawab untuk membuat pasangannya terangsang dan terpuaskan.

4. Bertanya langsung kepada ahlinya. Jangan gampang percaya dengan ‘Apa kata orang’. Kalau ada masalah yang berhubungan dengan reproduksi, pihak laki-laki bisa menanyakannya kepada urolog atau androlog, sedangkan perempuan bisa bertanya pada ginekolog. Nah, kalau ingin bertanya tentang mitos, lebih baik tanyakan kebenarannya kepada seksolog.