Intisari-Online.com – Mengapa kebanyakan pria tertidur setelah berhubungan seks? Nenek menjawab, “Ya, karena mereka kerja keras.”
Ilmuwan telah lama mencoba mengamati aktivitas seksual kelinci percobaan – tentu aneka macam binatang lain juga dipekerjakan. Mereka ingin mencari tahu hubungan antara orgasme dengan “terlelap pascasanggama” (postcoital snooze).
Setelah orgasme, baik laki-laki maupun perempuan mengeluarkan kimia oksitosin, prolaktin, asam gamma amino butyric acid (GABA), dan endorfin. Kesemua zat itu berperan bagi terciptanya perasaan “melayang” dan terlelap sesat. Di dalam tubuh setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, jumlah zat itu sebetulnya sama. Tapi kita tahu siapa yang lebih sering orgasme, ‘kan?
Hormon oksitosin menciptakan beberapa efek termasuk terbentuknya tingkah laku keibuan, menstimulasi kelenturan otot saat terjadi kontraksi ketika perempuan melahirkan, juga merangsang percepatan keluarnya ASI. Oksitosin juga disebut “hormon kasih sayang” karena mendorong keinginan seseorang untuk dibelai dan membelai, menyayang dan disayangi, juga hasrat untuk mengikatkan diri meski tidak selalu dalam relasi seksual. Dalam sebuah studi, oksitosin berperan menciptakan rasa santai setelah seseorang mengalami kegembiraan.
Prolaktin punya peranan yang mirip. Hormon itu dibuat di dalam kelenjar pituitari yang fungsi utamanya memproduksi susu. Sedangkan hormon prolaktin diyakini berperan menurunkan nafsu setelah seseorang mengalami orgasme. Banyak riset menunjukkan, ketika kita tidur, hormon prolaktin mencapai tingkat tinggi. Pada pasien tumor sering didapati kelebihan hormon ini yang menyebabkan si pasien terus menerus tertidur.
Sedangkan GABA dan endorfin juga berperan menyebabkan rasa tenang sehingga orang mudah terlelap setelah berhubungan seks.
Penjelasan dalam ilmu tantra adalah: ketika orgasme kaum laki-laki melepaskan energi (jing), sedangkan perempuan mengalami sebaliknya, meledak ke dalam.
Jawaban sang nenek di atas bisa ditarik ke pemahaman berikut ini: ketika mencapai klimaks, kaum pria menggunakan seluruh otot glycogen yang menghasilkan energi. Akibatnya, pria akan kelelahan dan merasa ngantuk. Nah, karena laki-laki memiliki lebih banyak massa otot ketimbang perempuan, mereka lebih capek. Apalagi perempuan, tidak selalu mencapai orgasme, sehingga aneka hormon yang disebutkan tadi tidak diproduksi.
Jawaban nenek ternyata ada benarnya.