Intisari-Online.com – Di balik stereotipe negatif tentang penyakit autis, anak autis bisa jadi merupakan bibit unggul yang harus dididik dengan tepat.
Banyak kasus menunjukkan bahwa orang yang jenius memiliki kecenderungan autis. Bahkan menurut sebuah penelitian, sebanyak 75% dari pemikir-pemikir cerdas setidaknya memiliki gejala pneyakit autis baik ringan maupun berat. Jadi, benarkah bahwa anak autis sebenarnya cerdas?
Harus dipahami bahwa tidak semua anak yang autis memiliki kecerdasan dan talenta yang di atas rata-rata. Banyak orang autis yang hingga akhir hidupnya tak bisa mengurus diri sendiri dan harus bergantung pada orangtuanya. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa banyak orang cerdas yang memiliki gejala autisme.
Menurut hasil penelitian, salah satu kesamaan terbesar antara orang yang cerdas dengan penderita autis yaitu memori kuat. Baik orang autis maupun mereka yang cerdas memiliki memori sangat kuat untuk setiap momen bahkan setelah bebrapa tahun berlalu. Memori ini bisa berupa ingatan verbal, nama, wajah, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian, pembeda utama antara anak berkemampuan cerdas dengan anak autis adalah passion. Anak yang cerdas biasanya memiliki passion sangat tinggi dalam satu bidang. Ia hanya tertarik pada satu hal dan tak bisa diganggu saat berkonsentrasi dengan hal itu. Itulah pembeda utama orang autis dengan orang yang cerdas.
(iflscience.com)