Advertorial
Intisari-Online.com - Laksamana Maeda jadi trending topic di laman Twitter pada Selasa (6/12/2022) siang.
Warganet Indonesia ramai-ramai mencuitkan nama tersebut.
Usut punya usut, trendingnya nama Laksamana Maeda bersumber dari pertandingan Jepang vs Kroasia dalam pertandingan 16 besar Piala Dunia 2022.
Pertandingan Jepang vs Kroasia berakhir imbang dengan skor 1-1 hingga akhir ekstra time, sehingga kedua tim pun harus beradu nasib pada babak adu penalti.
Dalam babak penentu tersebut, rupanya salah satu Timnas wakil Asia ini harus rela untuk tersingkir dengan Kroasia yang berhasil mencetak keunggulan.
Meski begitu, Jepang sempat memimpin di babak pertama dengan gol yang dicetak oleh Daizen Maeda.
Sosok pemain Timnas Jepang itulah yang membuat nama Laksamana Maeda trending.
Rupanya, nama Daizen Maeda dipelesetkan para netizen Indonesia dengan menuliskan Laksamana Maeda.
Lalu, siapa sosok Laksamana Maeda sendiri?
Profil Laksamana Meda
Laksamana Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik.
Nama lengkapnya adalah Laksamana Muda Tadashi Maeda.
Ia lahir di Kagoshima, Jepang, pada 3 Maret 1898.
Laksamana Maeda berasal dari keluarga keturunan kelas samurai dan ayahnya adalah seorang kepala sekolah di Kajiki.
Pada usia 18 tahun, ia masuk ke Akademi Angkatan Laut Jepang dan mengambil spesialisasi navigasi.
Laksamana Maeda pun telah mendapatkan pangkat letnan satu di Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada 1930.
Kemudian, ia mulai menjadi atase angkatan laut untuk Belanda pada 1940.
Pada Oktober 1940, Maeda ditugaskan ke Indonesia untuk menegosiasikan perjanjian dagang dengan pemerintah kolonial, khususnya terkait pembelian minyak untuk Jepang.
Bukan hanya itu saja, Laksamana Meda pun ditugaskan membangun jaringan mata-mata di Indonesia.
Namun, saat belum genap satu tahun berada di Indonesia, Maeda sempat kembali ke Jepang pada pertengahan 1941, untuk bekerja sebagai seksi urusan Eropa.
Kemudian pada 1942, Laksamana maeda kembali ke Indonesia setelah Jepang menyerbu Hindia Belanda.
Saat itu, Maeda ditugaskan mengatur operasi-operasi Angkatan Laut Jepang di wilayah Papua.
Baca Juga: Firasat Telinga Kanan Berdenging Jam 7 Malam Menurut Primbon Jawa
Maeda kemudian ditugaskan ke Batavia (Jakarta) setelah pemerintah kolonial Belanda sepenuhnya jatuh.
Di Jakarta, Maeda menjadi penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat ke-16 Jepang.
Laksamana Maeda Berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Meski merupakan seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, namun Laksamana Maeda punya 'tempat' tersendiri dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Ia memiliki peran yang cukup penting dalam proses Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Namanya pun kerap disebut-sebut dalam pembahasan sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Tak heran, masyarakat Indonesia tidak asing dengan namanya.
Laksamana Maeda adalah tokoh Jepang yang mengizinkan rumahnya digunakan sebagai tempat perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Rumah Laksamana Maeda yang terletak di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol Nomor 1), Jakarta Pusat.
Tempat itu pun menjadi saksi kala Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebarjo merumuskan teks proklamasi pada dini hari tanggal 17 Agustus 1945.
Baca Juga: Berkat Inovasi Smart City, 7 Kota dan Kabupaten Ini Berhasil Sabet Penghargaan dari Kemenkominfo
Rumah Laksamana Maeda dipilih sebagai tempat perumusan teks proklamasi karena perwira Jepang itu bersedia melindungi Soekarno dan Hatta.
Sebagai Kepala Perwakilan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, Laksamana Maeda memiliki imunitas terhadap angkatan perang Jepang.
Oleh sebab itu, Soekarno dan Hatta lebih aman berada di rumah Laksamana Maeda karena tidak akan diserang oleh angkatan perang Jepang.
Berkat perlindungan Laksamana Maeda di rumahnya itulah perumusan teks proklamasi Indonesia dapat berjalan lancar.
Sementara itu, perannya dalam persiapan kemerdekaan Indonesia membuat Laksamana Maeda harus menerima konsekuensi cukup serius.
Setelah Indonesia merdeka, Laksamana Maeda ditangkap sekutu dan harus mendekam di penjara hingga 1947 karena dinilai sebagai penghianat.
Seusai dibebaskan dari penjara, Laksamana Maeda kembali ke Jepang dan harus menghadapi pengadilan militer.
Laksamana Maeda akhirnya dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan pada 1947. Ia kemudian memilih mundur dari jabatannya di milter.
Pada 13 Desember 1977, ia meninggal dunia di Jepang pada usia 79 tahun.
Itulah sosok Laksamana Maeda yang baru-baru ini malag menjadi trending topic saat Jepang kalah dalam pertandingan 16 besar Piala Dunia 2022 melawan Kroasia.
Baca Juga: Kalender Jawa Desember 2022, Ada Hari Baik dan Buruk Untuk Hajatan
(*)