Intisari-Online.com –Kehancuran hubungan di masa depan bisa terjadi karena satu alasan klise. Yaitu dulunya tidak siap menikah. Lalu, apa yang harus dilakukan agar kita mengetahui kesiapan kita akan sebuah pernikahan? Coba tanyakan lima pertanyaan ini pada diri kita sebelum melangkah dalam pernikahan:
1. Apakah saya sudah mandiri secara finansial?
Baik itu kita adalah orang muda maupun sudah cukup dewasa yang sedang mempertimbangkan pernikahan, kita perlu memperhatikan kestabilan finansial. Bukan berarti kita harus menunggu memiliki uang yang banyak untuk pernikahan, namun setidaknya kita sudah mampu membayar kebutuhan dasar setiap bulannya.
Kita dan pasangan perlu mendiskusikan soal keuangan sebelum menikah. Belum lagi perkiraan biaya hidup dan anak-anak kelak. Sebelum menikah, rencanakan terlebih dahulu perihal ini.
2. Sudahkah saya benar-benar melupakan masa lalu?
Persoalan pelik bisa terjadi dalam pernikahan, jika kita maupun pasangan menutupi kenyataan bahwa masih memiliki perasaan pada mantan kekasih di masa lalu. Memang normal menyimpan kenangan dari hubungan yang sebelumnya, namun kita tidak bisa menikah dengan pasangan kita sekarang jika kita masih berpikir pasangan sebelumnya adalah yang terbaik.
Kita akan menikah namun masih sering kontak dengan mantan yang sulit untuk kita lupakan merupakan kondisi yang tidak baik. Kita perlu benar-benar melupakannya. Hentikanlah drama kisah masa lalu itu.
3. Masihkah saya dan pasangan berbeda pendapat dalam hal yang signifikan?
Wajar jika kita dan pasangan, sekalipun terkenal sebagai pasangan terbaik, masih memiliki perdebatan karena perbedaan pendapat. Jika kita dan pasangan sudah berpengalaman dalam perbedaan pendapat dan sukses melewatinya, kemungkinan besar untuk pernikahan yang awet jadi bagian kita.
Namun, jika kita masih terus berbeda pendapat, berdebat, bahkan bertengkar karena prinsip, pikiran, dan cara pandang yang berbeda. Kita perlu memikirkannya kembali dengan serius.
4. Sudahkah saya meminta pertimbangan dan saran dari sahabat dan keluarga?
Kita bisa mendapat banyak sekali pencerahan dari orang-orang yang mengasihi kita tanpa syarat. Seperti keluarga dan sahabat. Jika mereka memiliki pertimbangan tertentu dengan pasangan kita, kita perlu secara pribadi meminta saran dan mendengarkan pendapatnya. Teman dan keluarga mungkin melihat kualitas negatif dan positif dari hubungan kita, yang belum pernah kita pertimbangkan sebelumnya.
5. Apakah tujuan hidup kami searah dan sepadan?
Kita tidak harus memiliki pekerjaan dan kesukaan yang sama dengan pasangan untuk menjalani pernikahan. Namun sangatlah penting untuk memastikan kalau kita dan pasangan tidak berlari pada dua arah yang berlawanan. Contohnya, kita ingin menjalani hidup dengan visi menjadi pengajar di Jepang, sedangkan pasangan kita bermimpi untuk membuka restoran di Indonesia. Jauh berbeda sehingga tidak bisa lagi dikompromikan.
Termasuk pula pandangan kita dan dia tentang berapa anak, siapa yang akan bekerja dan siapa yang di rumah, apakah istri bekerja atau tidak, dan hal paling fundamental lainnya seperti keyakinan dan iman.
(About.com)