Kita Perlu Membangun Hubungan dengan Orang, Bukan dengan Gadget

Tika Anggreni Purba

Editor

Kita Perlu Membangun Hubungan dengan Orang, Bukan dengan Gadget
Kita Perlu Membangun Hubungan dengan Orang, Bukan dengan Gadget

Intisari-Online.com —Tidak sampai satu menit setelah selesai beraktivitas, kebiasaan orang masa kini adalah langsung memainkan ponselnya. Biasanya yang dilakukan adalah mengecek ponsel siapa tahu ada panggilan atau teks masuk. Proses ini kemudian dilanjutkan dengan aktivitas lain, seperti mulai membuka media sosial, main game, dll. Akibatnya, habislah waktu bersama si gadget (ponsel, komputer, tablet, dll).

Tak peduli kapan waktunya dan di mana tempatnya, berbagai jenis gadget itu seolah tak bisa lepas dari pandangan. Bahkan di tempat-tempat sakral di rumah ibadah sekalipun, orang-orang masih belum bisa lepas dari kebiasaan ini. Peraturan lalu lintas bahkan kini dibuat untuk mengantisipasi kecelakaan karena penggunaan ponsel yaitu “dilarang menggunakan ponsel saat mengemudi.” Mengingat banyaknya terjadi kasus kecelakaan yang disebabkan karena kelalaian.

Wah, perkembangan teknologi kini memang sangat mengubah cara berkomunikasi. Menggunakan teknologi yang tidak sesuai dengan takaran bisa membahayakan banyak aspek. Seperti yang ditulis oleh Henry Thoreau beberapa tahun yang lalu “people become tools of their tools”. Manusia diperalat oleh peralatannya sendiri. Ya, memang benar. Hal ini bisa terjadi karena terlalu candu dan bergantung pada benda itu. Biasanya, seseorang yang candu akan ponsel merasa ada yang hilang tanpa melihat ponsel dan merasa gelisah ketika gawai ketinggalan di rumah. Pokoknya, tiada hari tanpa gadget.

Mengapa gadget itu dirasa begitu menarik? Karana benda-benda itu menawarkan kita sebuah hasrat yang tinggi yang membuat ketagihan. Deringan dan getaran dirasa bukan lagi hal yang mengganggu, tapi ditunggu-tunggu. Tanpa pengendalian diri, sangat sulit untuk mengontrol kecanduan ini.

Ponsel kita yang mengatur kita, sama seperti anjing yang penurut, kita datang ketika ia berbunyi dan bergetar. Bisa dibilang, ponsel bukan saja sebuah alat komunikasi bagi kita, namun mereka adalah teman. Kita mempunyai sebuah hubungan khusus dengan gadget itu.

Berbeda dengan sendok, piring, dan gergaji yang tidak berteman dengan kita. Kita hanya menggunakan mereka saat kita butuh dan mengembalikannya saat sudah selesai dipakai. Tidak ada orang-orang yang membawa sendok, piring, dan gergaji ke tempat tidur, kan?

Bagi beberapa orang, ponsel menjadi kebutuhan pokok yang sangat penting. Mereka menghabiskan waktu menatap layar gadget-nya dan memperlakukan benda-benda itu dengan sangat baik. Banyak juga kita, yang tidur bersama ponsel. Dan yang paling parah adalah, kita lebih nyaman berbicara melalui teks ketimbang berbicara langsung dengan orang lain.

Padahal penelitian membuktikan bahwa terlalu banyak berhubungan dengan alat elektronik ketimbang orang bisa menurunkan kapasitas kita untuk berempati dan berkonsentrasi. Interupsi dari notifikasi ponsel yang berkelanjutan juga bisa menurunkan kemampuan kita untuk berpikir logis. Tentu saja hal itu sangat berpengaruh dalam kehidupan kita.

Untuk mengembalikan kembali keseimbangan hidup kita, kita perlu membuat batasan penggunaan gadget. Misalnya, tak boleh ada ponsel di meja makan dan di tempat tidur. Kedua tempat ini adalah tempat terbaik untuk berkomunikasi dengan keluarga dan juga beristirahat. Ingatlah, kita perlu membangun hubungan dengan orang, bukan dengan gadget.

psychologytoday.com