Bandwagon Effect, Alasan Mengapa Kita Sering Mudah Ikut-ikutan Tren

Tika Anggreni Purba

Editor

Bandwagon Effect, Alasan Mengapa Kita Sering Mudah Ikut-ikutan Tren
Bandwagon Effect, Alasan Mengapa Kita Sering Mudah Ikut-ikutan Tren

Intisari-online.com—Namanya “bandwagon effect”, yaitu kondisi di mana orang-orang cenderung mengikuti perilaku, gaya, bahkan cara berbicara orang lain hanya karena semua orang melakukan itu. Tidak heran kalau satu tren tertentu bisa diikuti oleh begitu banyak orang.

Psikolog menyatakan bahwa efek bandwagon ini merupakan bagian dari bias kognitif yang dialami banyak orang secara bersamaan. Bias kognitif ini merupakan pemikiran dipengaruhi karena sesuatu tersebut dilakukan oleh orang banyak.

Contohnya dari efek bandwagon adalah dalam tren musik, fashion, sosial media, dan diet. Misalnya dalam gaya berbusana, banyak orang yang menggunakan style yang sama dalam satu waktu. Musik juga begitu, semakin banyak orang yang mendengar musik tertentu, maka musik tersebut menjadi tren. Angka pengguna sosial media juga semakin tinggi setiap harinya, bahkan sosial media baru yang terus berkembang juga semakin diminati.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Penyebabnya adalah karena orang-orang dipengaruhi oleh tekanan dan norma yang dimiliki oleh segerombolan orang-orang itu. Ketika terlihat bahwa orang banyak melakukan hal itu bersamaan, menjadi sangat sulit bagi kita untuk tidak ikut-ikutan melakukannya.

Tekanan ini bisa mempengaruhi banyak aspek dalam hidup manusia, khususnya dalam perilaku. Efek bandwagon ini juga sering terjadi karena kita cenderung ingin menjadi sama seperti banyak orang. Sangatlah tidak nyaman jika tidak mengikuti tren yang sedang berlangsung.

Kecenderungan manusia adalah ingin diakui. Itulah sebabnya kita cenderung nyaman jika orang lain melihat dan mengakui kita dalam sebuah kelompok sosial. Istilahnya, kita merasa semakin diterima dengan menjadi sama dengan orang lain.

Takut dikucilkan juga bisa menjadi poin penyebab efek bandwagon ini. Orang-orang tentu tidak ingin menjadi aneh sendiri atau beda sendiri dalam sebuah kelompok sosial. Keinginan untuk memiliki dan dimiliki dalam sebuah hubungan sosial kemudian memaksa kita untuk menerima norma dan tindakan yang juga dilakukan oleh banyak orang.

Apakah fenomena ini bisa berbahaya? Bisa! Kalau akhirnya kita tidak lagi mempertimbangkan logika dan kebenaran sehingga hidup kita hanya ikut-ikutan semata. Misalnya kita dipengaruhi untuk melakukan sesuatu yang tidak benar. Tanpa prinsip, kita pasti terikut arus zaman. Beradaptasi dengan zaman memang penting, tapi untuk terikut tanpa prinsip yang tepat sangatlah tidak disarankan.

(Psychologytoday.com)