Intisari-Online.com —Kapan terakhir kali Anda merasa kecewa? Entah itu kepada keluarga, sahabat, rekan kerja, bahkan kecewa pada diri sendiri? Kapanpun itu, bukanlah hal yang bijak jika menyimpan kekecewaan terus-menerus. Anda harus mengambil langkah untuk segera bangkit dan mengatasi kekecewaan itu.
Kekecewaan merupakan salah satu risiko saat kita berkeputusan untuk memiliki hubungan yang erat dengan orang lain. Kemungkinan adanya pengkhianatan dan kesalahan pasti ada dalam sebuah hubungan. Sehingga kekecewaan tidak terelakkan ketika hal itu terjadi dan mungkin sulit rasanyan untuk mengatasi kekecewaan itu.
“Bisakah saya kembali percaya padanya?” selalu muncul dalam benak. Anda merasa marah, namun merasa tidak berhak juga untuk marah. Kadang-kadang inilah yang paling sering terjadi dalam kekecewaan. Berikut saran terbaik dari psikolog yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kekecewaan:
6. Bagaimana cara terbaik untuk menyampaikan perasaan kecewa saya padanya?
Sangatlah penting untuk menjadi bijaksana di masa-masa kekecewaan. Hati-hatilah dalam berkata-kata agar Anda tidak menyesalinya di kemudian hari. Marah tanpa kendali dan reaksi spontan lainnya bisa jadi berbahaya kelak.
Sebaliknya, upayakan untuk mengambil waktu untuk memahami perasaan Anda sendiri terlebih dahulu. Apa respons saya dalam situasi ini? Perlukah saya memakinya? Perlukah saya memukulnya?
Saat kita kecewa, kita cenderung untuk selalu memikirkan kesalahannya, ketimbang kebaikannya. Lebih baik sampaikan baik-baik padanya apa yang kita rasakan dari pada meresponsnya tanpa kendali. Lebih baik berkata ‘aku marah’,’aku merasa terkhianati’, ‘aku takut kalau..’,dari pada kita berkata ‘dasar keterlaluan!’, ‘dasar bodoh!’, “apa yang salah denganmu!” dan umpatan lainnya.
7. Pikirkanlah hubungan jangka panjang di masa mendatang
Kali ini poin pentingnya adalah bagaimana Anda melihat sebuah hubungan. Apa yang akan hilang ketikas saya tetap berada dalam kekecewaan? Jika orang yang mengecewakan adalah keluarga sedarah Anda sendiri, mungkinkah memutuskan hubungan dengannya? Bisakah terus-menerus merasa kecewa pada mereka yang sudah bersahabat dengan kita dalam jangka waktu yang lama?
Nah, kita mesti sadari ini. Bahwa bumi tidak berhenti berputar ketika konflik terjadi, masih ada persoalan masa mendatang yang akan segera dilalui. Pikirkan sesuatu dalam waktu jangka panjang. Segeralah move on! Kekecewaan yang Anda rasakan dalam waktu singkat, bisa merusak hubungan jangka panjang. Karena itu selama apapun Anda pernah kecewa, akan ada waktunya Anda harus memikirkan rekonsiliasi.
8. Apa makna ‘memaafkan’ bagi saya?
Memaafkan sudah terbukti menjadi cara untuk lepas dari rasa kecewa dan marah. Namun setiap orang berbeda-beda menanggapi hal ini. Kadang ada yang menganggap ‘memaafkan’ adalah pengampunan sepenuhnya, tidak akan pernah melihat orang tersebut ‘buruk’ karena apa yang pernah dilakukannya. Ada pula yang menganggap memaafkan adalah ‘tidak marah lagi’ namun masih melihat orang yang mengecewakannya sebagai pribadi yang buruk. Ada juga orang yang memilih untuk melupakan dan mengabaikannya.
Bagaimana dengan Anda? Apa makna ‘memaafkan’ bagi Anda? Hubungan Apa yang ingin Anda jalani dengan orang yang mengecewakan itu tiap-tiap harinya? Pilihannya ada di tangan Anda. Tapi kebijaksanaan untuk memaafkan akan sangat berguna untuk diri Anda sendiri.
9. Apa yang bisa saya lakukan agar tetap sehat secara mental?
Disakiti oleh orang lain bisa menyebabkan stres yang berkepanjangan. Anda mungkin menyadari hal ini, selera makan Anda berubah, kualitas tidur terganggu, sering merasa gelisah, sedih, dan cemas. Menyimpan kekecewaan sebenarnya sangat menggangu.
Cobalah mulai mengatasi ini demi kesehatan jiwa Anda sendiri. Mulailah berbicara dengan teman yang bisa mendengar Anda. Lakukan hobi dan kesenangan Anda serta lakukan hal-hal yang bisa menenangkan Anda.
Selamat mengatasi rasa kecewa!
(Psychologytoday.com)