Satu hal yang membuat pendapat Daniken tidak terbantah, garis-garis lurus yang memanjang ini bermuara pada satu titik, yakni pada tebing curam Teluk Pisco di Peru. Entah ini kebetulan belaka, atau memang ada hubungan antara Teluk Pisco dan lembah Nazca, yang terpisahkan oleh jarak ratusan kilometer.
Di atas tebing curam itu terdapat pahatan semacam trisula (pedang bermata tiga) yang tingginya 250 m dengan lebar 3 m. Trisula raksasa ini terpahat pada tebingnya dan dapat terlihat jelas dari jarak puluhan kilometer.
Daniken akhirnya berkesimpulan, trisula ini sebagai navigasi awal bagi pendaratan UFO di "bandara" dataran Nazca!
Jadi siapa yang berani membantah kebenaran bila lembah dan dataran Nazca itu adalah bandara tempat lepas landasnya makhluk UFO? Untuk sementara Daniken boleh merasa puas!
Menyedot ilmuwan gila
Karena kemisteriusannya itulah lembah Nazca banyak mengundang perhatian para ahli dari pelbagai disiplin ilmu. Dua di antaranya yang amat tergila-gila - selain Daniken - adalah Prof. Paul Kosok (almarhum) dan Maria Reiche.
Baca juga: (Video) Mengejutkan! Inilah Rekaman Rahasia UFO Yang Berhasil Dilacak Oleh Angkatan Laut AS
Kosok dari Long Island University adalah orang pertama yang mempelajari misteri Nazca secara sistematis 12 tahun sejak fenomena Nazca ditemukan (1927).
Sucrtu sore di pertengahan tahun 1940, Kosok melihat matahari tenggelam tepat menyentuh ujung salah satu garis yang memanjang tersebut. Ini terjadi pada 22 Juni 1940.
Tidak pelak lagi Kosok menganggap garis-garis misterius Nazca itu sebagai "buku astronomi terbesar" di dunia.
Dengan menganggap gambar dan goresan-goresan Nazca itu bermakna – sebagai patokan beredamya benda-benda angkasa raya – Kosok berpraduga semua itu amat berguna bagi pertanian.
Dengan mengetahui kapan datangnya musim tertentu, misalnya, akan dapat dengan mudah ditentukan kapan para petani Nazca kuno harus bertanam dan memanen.
Lain Kosok, lain Maria Reiche, astronom wanita berkebangsaan Jerman yang menghabiskan waktu selama 40 tahun untuk meneliti lembah dan dataran Nazca. Reiche yang menulis buku laris Mystery on the Desert berpendapat lain.
Ketika bekerja di Cuzco (Peru) sebelum PD II, ia telah banyak mempelajari teori astronom Jeiman lainnya, Rolf Mullen Reiche berusaha mencari hubungan garis Nazca dengan garis serupa yang berada di Katedral Cuzco.
Baca juga: Diam-diam Pentagon Ternyata Masih Menjalankan Misi Pencarian UFO, Banyak Pejabat AS yang Kecolongan
Katedral yang dibangun pada abad XVII ini berdiri di atas fondasi yang disebut Pura Dewa Pendpta, juga garis serupa di Pura Matahari Inka. Muller berpendapat, garis-garis itu ada hubungannya dengan peredaran matahari dan benda-benda angkasa lainnya.
Reiche menyimpulkan bangsa Inka menempatkan garis-garis yang sesuai dengan sudut titik balik matahari. Dengan garis itu kemudian dapat ditentukan pergerakan musim. Seperti juga Muller, Reiche melihat kesamaan serupa pada garis-garis yang dibuat di atas dataran Nazca, yakni garis-garis itu ada hubungannya dengan tata suryal
Tony Morrison yang berpengalaman meneliti dataran Nazca menyebutkan, di kemudian hari Reiche dan Kosok bekerja sama selepas PD II. Tapi temyata keduanya hanya mengerjakan hal-hal yang praktis saja, seperti membersihkan garis-garis itu agar warna kuning keemasannya dapat lebih kontras.
Ketika ditanya alasannya, Reiche menjawab, "Sekadar untuk membuatnya lebih jelas dan indah kalau dipotret dari udara!"
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Februari 1994)
Baca juga: (FOTO) Indahnya Penampakan Awan UFO: Bagaimana Awan UFO Terbentuk?
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR