Intisari-Online.com—Saat kita bersikap dengan baik pun, bukan tidak mungkin orang lain masih menyakiti perasaan kita. Akhirnya perasaan tersinggung dan menimbulkan sakit hati. Jika terus dipelihara, sakit hati bisa berkembang menjadi dendam.
Namun kita harus mengakui sebuah fakta. Bahwa selama kita hidup bersama dengan banyak orang, pergesekan karakter sangat mungkin terjadi. Entah itu sakit hati dari pasangan, keluarga, sahabat, bahkan orang yang tidak dekat dengan kita sekalipun. Berikut ini sembilan langkah agar kita mampu mengatasi sakit hati:
6. Bangunlah pikiran untuk rekonsiliasi ketimbang melawan dan mengancam
Sikap ini penting untuk dikembangkan. Dibanding melawan dan mengancam orang yang menyakiti kita, lebih baik mempraktikan kasih dan penerimaan. Hal ini bukan berarti kita setuju dengan apa yang dilakukan orang yang sudah menyakiti kita itu. Tapi kita memilih untuk meresponsnya dengan benar. Ketika kita berpikir untuk rekonsiliasi, kita akan merasa lebih lega.
7. Sadarilah mungkin kita adalah target kemarahan orang itu bukan penyebab kemarahannya
Hal ini sering terjadi. Kita menjadi korban kemarahan orang lain padahal kita tidak melakukan kesalahan padanya. Nah, jika hal ini terjadi, bertanggungjawablah hanya untuk hal yang memang kita perbuat. Kita tidak layak menerima kemarahan orang yang bukan berasal dari kesalahan kita sendiri.
8. Buat batasan
Hal ini penting untuk membangun kekuatan mental pada diri sendiri. Kita memiliki hak untuk dihargai oleh orang lain. Sadarilah bahwa sakit hati karena perlakukan orang tidak akan berguna sedikitpun bagi diri kita. Sayangi diri kita sendiri dengan menghindari sakit hati.
9. Sekalipun orang lain menyakiti kita, jangan sampai hal itu merusak kebahagiaan kita
Ingatlah, bahwa kita lah yang memilih respons dan tindakan apa yang harus kita lakukan. Kita bisa memilih untuk sakit hati atau menerima kenyataan itu. Jika perbuatan orang itu tidak disengaja, buat apa menyimpan sakit hati berlama-lama.
Jika perbuatannya disengaja, kitalah yang rugi sebab menuruti apa yang diingini si pelaku. Pilihlah pilihan yang membebaskan kita, bukan yang membuat kita terbelenggu.
10. Berjiwa besar
Tanamkan dan terapkan hal ini dalam hidup kita. Orang yang berjiwa besar adalah orang yang memiliki hati yang kuat. Hatinya tidak gampang terluka hanya karena perilaku orang lain.
(psychologytoday.com)