Intisari-Online.com - Alexander Hare adalah seorang petualang sejati yang bekerja sebagai klerek (clerk) di perusahaan dagang Inggris di Portugis telah membawanya ke dunia-dunia baru.
Tercatat sejak 1807, ia mulai ditempatkan di sejumlah daerah seperti di Malaka, Kalkuta, India hingga di Batavia.
Memasuki tahun 1812, ia mendapatkan pekerjaan yang besar sebagai Resident-Commissioner di Banjarmasin—di samping kegiatannya berdagang.
Jabatan yang diterima Hare, mengenalkannya pada dunia perbudakan dan pergundikan.
Melansir Nationalgeographic.grid.id, Hare memperoleh dari sultan yang memerintah di Kalimantan Selatan, sebanyak kurang lebih 200 orang budak (slaves) untuk membantunya membuka daerah yang berada di bawah wewenang kekuasaan Residen Alexander Hare.
Sekurang-kurangnya 200 budak, mata dan minat Hare selalu tertuju pada budak-budak perempuan sultan yang diserahkan padanya.
Terdapat banyak budak perempuan yang berasal dari berbagai macam daerah di Nusantara.
Akibat kesukaannya melihat keragaman etnik dari para budak perempuannya, mereka dijadikannya gundik bagi Hare.
Para gundik atau nyai itu diperintahkan untuk melayani hasrat seksual dan hajat hidup Hare selama di Kalimantan.
Sifatnya yang gemar mengoleksi budak-budak perempuan sebagai istri piaraan atau gundiknya, membuatnya disebut sebagai "laki-laki yang gemar mengoleksi perempuan."
Ketika pemerintahan interim Inggris berakhir di Nusantara, Belanda kembali menempatkan posisinya semula.
Inggris terdesak dan terpaksa keluar dari kuasanya atas Nusantara.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR