Intisari-Online.com - Setiap anak memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Peran orang tua adalah mendampinginya dan membantu memilah bakat dan minat anak tersebut. Orang tua tidak hanya sekedar melihat dari sisi materil tapi juga moril. Karena orang tua bisa menjadi salah satu penentu pertumbuhan dan perkembangan anak. Seperti yang dilakukan oleh orang tua dari Ellen, Michelle, dan Anne.
Cerita Ellen, Michelle, dan Anne masuk dalam tulisan “How to Identify and Develop Special Talents” oleh ASDC: Ass for Supervision and Curriculum Development. Ketiganya memiliki kisah masing-masing.
Ellen yang lahir dari keluarga suka membaca, sejak usia 13 tahun sudah menjadi penulis kreatif. Bakat dan minatnya diketahui oleh orang tua serta gurunya di sekolah.
Sementara Michelle yang berusia 23 tahun sudah menjadi instruktur dalam program pelatihan medis. Walau secara akademis ia kurang dibanding teman-temannya tapi sejak umur delapan tahun gurunya telah mengetahui bahwa Michelle memiliki jiwa kepemimpinan.
Lain lagi dengan Anne. Siswi sekolah dasar ini mampu menyelesaikan berbagai soal matematika yang sulit. Selanjutnya, ia berhasil masuk sekolah bisnis.
Dalam tulisan tersebut, diketahui ketiganya mempunyai percaya diri yang tinggi karena yakin dengan bakat dan minatnya. Apalagi sekolah maupun orang tua mereka sangat mendukung.
Ketiganya mungkin merupakan sebagian dari anak-anak yang didukung penuh oleh kedua orang tuanya karena bakat dan minatnya terlihat. Lalu bagaimana untuk bakat dan minat anak yang belum terlihat?
Menurut Ratih Zulhaqqi, seorang psikolog anak di Jakarta, orientasi bakat akan membuat seorang anak mendorong kemampuannya. Tapi itu semua tidak bisa dilakukan sendiri. Orang tua juga berperan di sini. Mereka perlu mengeksplorasi anak sejak dini. Tidak usah jauh-jauh, cukup di sekitarnya saja. Seperti menggambar, berbicara, sampai bercerita. Ini bisa membantu memetakan potensi anak. Jika sudah tahu, maka bisa didorong anaknya untuk terjun langsung ke bidang tersebut.
Hanya saja, jangan ditinggalkan setelah itu. Orang tua juga mendampingi. Di sini bisa menjadi faktor penting. Karena bisa saja setelah beberapa bulan orang tua melihat adanya ketidakcocokkan bakat dan minat tersebut dengan sang anak. Karenanya perlu adanya evaluasi.
“Makanya penting untuk melakukan evaluasi berkala,” tegas Ratih.
Walau nanti ada banyak kegagalan, tapi setidaknya anak diminta untuk mencoba. Orang tua perlu tahu mana kesukaan anak dan mana tidak. Sangat diperlukan komunikasi antara anak dan orang tua agar nantinya anak tidak merasa bingung.
Jangan juga memaksaan banyak kegiatan yang membuat anak jadi cepat lelah. Atur waktu agar energi anak terjamin. Sehingga tidak mudah sakit.
Setelah itu, dibutuhkan konsistensi untuk menjalankannya. “Mulai dari hal yang disukai anak kemudian tekuni secara konsisten,” jelas Ratih.
Cara inilah yang kemungkinan dilakukan oleh orang tua dari Ellen, Michelle, dan Anne. Jadi tidak heran jika ketiganya mampu berprestasi karena didikan sejak dini.Penasaran dengan bakat anak Anda, atau bahkan dengan bakat 'terpendam' yang ada di diri Anda? Silakan kunjungi situs Tes Bakat Indonesia.