Jodoh Idaman Bisa Muncul saat Kita Jatuh Cinta dengan Rekan Sekantor

Mentari Desiani Pramudita

Editor

Jodoh Idaman Bisa Muncul saat Kita Jatuh Cinta dengan Rekan Sekantor
Jodoh Idaman Bisa Muncul saat Kita Jatuh Cinta dengan Rekan Sekantor

Intisari-Online.com- Ketika jatuh cinta, maka siapapun tidak bisa melarang. Karena nyatanya jatuh cinta adalah hak masing-masing individu. Termasuk kepada mereka yang jatuh cinta pada rekan kerjanya di kantor. Banyak yang mengatakan bahwa ada larangan jatuh cinta dengan sesama pekerja. Alasannya ketika putus nanti akan menciptakan suasana yang tidak kondusif. Apalagi jatuh cinta pada atasannya. Namun apakah itu semua benar?

Ternyata dalam sebuah studi ditemukan, mereka yang jatuh cinta pada rekannya di kantor ternyata menemukan jodoh yang selama ini didambakan.

Studi ini dibuat oleh situs perkembangan karir, CareerBuilder kepada 4.326 responden. Ditemukan 30 persen pasangan yang jatuh cinta di kantor berjodoh sampai pernikahan. Selain itu, dalam studi ditemukan 39 persen pernah jatuh cinta pada teman kantornya. 29 persen lainnya jatuh cinta pada atasannya.

Sekitar 21 persen responden laki-laki jatuh cinta pada karyawan perempuannya dengan jabatan lebih tinggi. Sementara 38 persen responden perempuan sempat jatuh cinta pada sang bos.

Yang mengejutkan bahwa mayoritas responden yang jatuh cinta dengan rekannya di kantor tidak menyembunyikan hubungan mereka. Hanya 35 persen yang berhubungan diam-diam. Artinya 65 persen terang-terangan memberitahu kalau mereka saling jatuh cinta.

Beberapa responden mengatakan bahwa mereka tidak lanjut berhubungan atau tidak jatuh cinta pada rekannya di kantor karena perusahaannya melarang. Bahkan ada perusahaan yang melarang suami istri bekerja bersama.

Clarence Belnavis, partner di firma hukum di Portland, Oregon berkata jika menemukan pasangan yang Anda idamkan di kantor, jangan lepaskan. “Susah mencari perusahaan dengan sikap pro aktif soal karyawan yang berhubungan. Jadi daripada melepaskan pasangan idaman Anda, lebih baik Anda keluar dari pekerjaan Anda sekarang. Carilah pekerjaan lain,” jelas Belnavis.

(kompas.com)