Intisari-Online.com - Dapatkah Anda jelaskan mengapa ilmu sejarah bersifat diakronis dan sinkronis?
Pertanyaan seputar'jelaskan mengapa ilmu sejarah bersifat diakronis dan sinkronis?'ada dihalaman 79dalambukuSejarah kelas XdalamKurikulum Merdeka.
Namun sebelum Anda dapat jelaskan mengapa ilmu sejarah bersifat diakronis dan sinkronis,Anda harus tahu bahwa sejarah tidak hanya berfokus pada kejadian yang terjadi pada masa lampau, melainkan juga merupakan ilmu yang kaya akan pengetahuan.
Manusia ataupun benda dapat menyimpan sebuah kisah sejarah penting yang pernah terjadi.
Manusia mampu berperan sebagai sejarawan dengan menerapkan kerangka berpikir sejarah untuk menggali informasi pada masa lalu.
Oleh karena itu, untuk mengungkap sebuah peristiwa sejarah, dibutuhkan kemampuan berpikir secara diakronis dan sinkronis.
1. Diakronis
Secara etimologi, diakronik atau diakronis berasal dari bahasa Latin, dia, yang berarti melintas, melampaui, dan chronicus, yang berarti waktu.
Maksud diakronis adalah memanjang dalam waktu dan menyempit dalam ruang atau dengan kata lain disebut dengan berpikir secara kronologis atau berurutan.
Kronologis adalah catatan kejadian yang berurutan sesuai dengan waktu dan urutan kejadiannya.
Kronologi dalam sebuah peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan waktu secara tepat.
Selain itu, kronologi juga membantu membandingkan kejadian sejarah dalam waktu sama di tempat berbeda.
Alasan sejarah bersifat diakronis karena berfokus pada proses, yakni sejarah akan membahas tentang sebuah peristiwa tertentu yang terjadi di suatu tempat sesuai urutan kejadiannya.
Contoh peristiwa sejarah yang bersifat diakronis adalah Peristiwa Pangeran Diponegoro 1825-1830.
Ciri-ciri sejarah bersifat diakronis adalah:
Kata sinkronik atau sinkronis berasal dari bahasa Yunani, syn, yang berarti dengan, dan chronoss, yang berarti waktu.
Jika disimpulkan, makna sejarah secara sinkronis adalah mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu secara lebih mendalam.
Alasan sejarah bersifat sinkronis karena ilmu ini dapat menjelaskan tentang bagaimana berbagai aspek tersebut berpengaruh terhadap terjadinya sebuah peristiwa dalam rentang waktu tertentu.
Contoh peristiwa sejarah yang bersifat sinkronis adalah penyerbuan Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya oleh Belanda di Tegalrejo pada 20 Juli 1825.
Apabila dilihat dari sifat sinkronisnya, Perang Diponegoro diketahui dimulai pada 20 Juli 1815.
Pertempuran berlangsung secara pelik ketika Pangeran Diponegoro membuat beberapa strategi guna menghalangi adanya bantuan dari luar untuk Belanda, menghimpun dukungan dari bupati, ulama, dan bangsawan, serta membagi wilayah pertahanan.
Pada akhirnya, Diponegoro berhasil bersembunyi di Desa Selarong dan menyusun strategi perang di sana.
Ciri-ciri sejarah bersifat sinkronis adalah:
(*)