Intisari-Online.com —Zaman sekarang, semua orang berlomba-lomba untuk tampak muda kembali. Berbagai paparan polusi dan gaya hidup yang tidak sehat merupakan pemicu kesehatan kulit turut terganggu. Akibatnya, banyak orang yang mengeluh dengan penuaan dini dengan gejala kulit yang mengerut, kulit tidak mulus, dan mengendur. Kalau sudah begini, apa penanganan terbaiknya?
Khususnya perempuan, kini tengah ditawarkan oleh berbagai klinik kecantikan yang dinamakan terapi treadlift atau tanam benang. Terapi ini menawarkan pengangkatan atau pengencangan kulit dengan metode nonbedah.
Caranya adalah dengan mengangkat jaringan lunak wajah yang kendur dengan benang. Benang yang digunakan juga bermacam-macam. Mulai dari benang yang bisa diserap (seperti benang operasi), benang yang tidak diserap, dan tipe benang campuran.
Efek pengangkatan benang itu akan terlihat setelah beberapa bulan benang merangsang produksi kolagen di sekitar wajah. Itulah sebabnya, tanam benang terlihat memiliki efek mengencangkan kulit. Namun, di balik iming-iming kekencangan kulit itu, terdapat banyak risiko.
Risiko tanam benang yang gagal bisa menyebabkan: tidak ada efek perubahan sama sekali, wajah menjadi tidak simetris, benang terlihat di bawah kulit, wajah menjadi berlipat (bergelombang dan tidak rata), infeksi, bahkan benang bisa berpindah posisi keluar melalui kulit. Risiko paling buruk adalah radang dan infeksi yang jika dibiarkan akan semakin aprah dan mempengaruhi kondisi tubuh lainnya. Salah satu pasien klinik ini bahkan harus dirawat inap selama dua minggu akibat kegagalan tanam benang yang menyebabkan dirinya mengalami infeksi.
Dalam acara seminar “Tanam Benang, Amankah” yang digelar oleh Ultimo Aesthetic and Dental Center Jakarta (15/6), dr. Enrina Diah, SpBP-RE menyampaikan penjelasan lengkap mengenai risiko komplikasi yang tinggi akibat tanam benang. Ia sendiri tidak merekomendasikan tindakan ini diaplikasikan untuk mengencangkan kulit.
Banyak orang yang berminat melakukan tanam benang karena prosesnya yang simpel dan dijanjikan prosesnya juga cepat. Namun, tambah Enrina, risiko dan hasil tanam benang itu tidaklah sebanding. Karena pada akhirnya banyak yang melakukan tanam benang akhirnya datang ke dokter bedah plastic untuk memperbaiki komplikasi yang terjadi.
Bahkan di Amerika, prodesur ini sudah dilarang karena risiko tinggi tersebut. Apalagi hasilnya juga tidak signifikan. Selain itu, Enrina menjelaskan bahwa dalam proses pengencangan kulit itu memerlukan tindakan pada otot wajah, bukan pada kulit. Sedangkan tanam benang hanya bekerja di sekitar kulit saja.